Kapolda Sulteng Dituding Lakukan Pembohongan Publik

Pemuda Meminta Kapolda, Kapolres dan Kapolsek Diganti

Kapolda Sulteng Dituding Lakukan Pembohongan Publik
Kapolda Sulteng Dituding Lakukan Pembohongan Publik
DONGGALA – Aksi represif aparat kepolisian yang menembaki warga Balaesang Tanjung hingga tewas, dinilai sebagai bentuk dari ketidakprofesional Polisi dalam menangani masalah di tingkat masyarakat. Aksi penembakan itu, merupakan buntut dari pro dan kontra keberadaan PT Citra Manunggal Abadi (CMA) di Balaesang Tanjung.

Para pemuda di Kabupaten Donggala mengutuk keras tindakan polisi dan mendesak Mabes Polri untuk mencopot para petinggi kepolisian di daerah ini.  “Kapolda, Kapolres Donggala dan Kapolsek Balaesang harus diganti. Karena berkat kepemimpinannya Polisi menjadi tidak profesinal. Bahkan diduga hanya mementingkan pengusaha yang berduit daripada rakyat kecil yang miskin,” jelas Ketua KNPI Kabupaten Donggala Mohammad Aswan SH kepada Radar Sulteng (JPNN Group), Kamis (19/7).

Harusnya kata Aswan, di bulan puasa ini, polisi lebih arif dalam mengatasi masalah kericuhan di lokasi tambang PT CMA, tapi dengan adanya warga yang tewas akibat timah panas itu menjadi bukti bahwa polisi hanya mementingkan pihak yang berduit. “Kami tidak setuju kalau warga anarkis, tapi kami lebih tidak setuju kalau polisi harus menembaki warga. Kasihan warga yang sudah susah, malah ditembak lagi,” tandasnya.

Aswan juga menuding, pihak kepolisian telah melakukan pembohongan publik, seperti yang diutarakan oleh Kapolsek Balaesang AKP Teguh Basuki, bahwa penembakan yang dilakukan polisi hanya menggunakan peluru karet dan hampa. “Kalau karet, kenapa ada warga yang tewas. Ini bentuk pembohongan publik,” ujar Aswan dengan nada kesal.

DONGGALA – Aksi represif aparat kepolisian yang menembaki warga Balaesang Tanjung hingga tewas, dinilai sebagai bentuk dari ketidakprofesional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News