Karhutla di Kalbar Terjadi Akibat Gawai Serentak

Karhutla di Kalbar Terjadi Akibat Gawai Serentak
Manggala Agni padamkan karhutla. Foto: Humas KLHK

''Karena yang terbakar adalah gambut yang kurang pembasahan, maka penghentian kegiatan pembakaran adalah salah satu solusi terbaik,'' tegas Bambang.

Sementara itu, tim Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MA KLHK) bersama tim satgas yang terdiri dari TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA), BPBD, pihak swasta, dan lainnya terus berjibaku memadamkan titik api di Kalbar.

''Tim sudah bekerja tanpa henti setiap hari, baik lewat darat maupun udara untuk memadamkan titik api. Jadi kita sudah lama kerja di lokasi,'' ungkap Direktur Pengendalian Karhutla, KLHK, Raffles B. Panjaitan.

Tim darat bahkan selalu siaga di lokasi kebakaran, bahkan tak jarang bermalam di lokasi demi menjaga agar titik api tidak meluas.

Beberapa lokasi yang sulit ditempuh melalui jalur darat, dilakukan pemadaman lewat udara dengan helikopter.

Untuk mengatasi Karhutla lewat udara, saat ini secara total se Indonesia telah dikerahkan 35 unit heli dari BNPB, KLHK, TNI AU, dan pihak swasta di lima Provinsi yang telah menetapkan status darurat.

Di antaranya yaitu 9 unit heli di Provinsi Riau, 16 unit heli di Sumsel, 5 heli di Kalbar (baru dideploy dari Riau 1 unit), 4 heli di Kalteng, dan 1 heli siaga di Jambi.

Untuk mengendalikan meluasnya titik api, juga dilakukan langkah modifikasi cuaca dan water bombing.

Petani Kalbar menerapkan sistem ladang berpindah melakukan pembukaan lahan pertanian dengan dibakar serentak sehingga terjadi karhutla.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News