Kasus UNJ, Mantan Pangdam: Saya Mengamuk di Kemenristekdikti

Kasus UNJ, Mantan Pangdam: Saya Mengamuk di Kemenristekdikti
Prof Djaali (kiri) bersama Mayjen Purn Dicky Wainal Usman (kemeja putih) dan Laksamana Muda Djajang (kemeja biru). Foto: Mesya Mohamad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) program doktoral tidak terima dengan keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

Nasir mencopot Prof Dr Djaali dari jabatan rektor UNJ didasari beberapa tuduhan, salah satunya jual beli ijazah.

"Kami tidak terima bila disebut gelar doktor kami diraih dengan jalan pintas. Saya kuliah sejak 2014 dan jadi doktor pada 2017," kata Mayjen TNI Purn Dicky Wainal Usman kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/1).

Mantan Pangdam VI Mulawarman ini mengaku, untuk meraih gelar S3-nya dia harus 10 kali berhadapan dengan Prof Djaali sebagai promotornya.

"Saya kuliah reguler dan selalu hadir. Kebetulan saya masuk S3 ketika sudah tidak menjabat Pangdam, jadi bisa fokus kuliah," terangnya.

Namun, dia kecewa ketika kasus UNJ mencuat, gelar doktornya kini dipertanyakan karena promotornya Prof Djaali.

"Saya mengamuk di Kemenristekdikti. Saya katakan, mana bukti kalau kami beli ijazah dan plagiat. Kami ini kuliah berdarah-darah," tegasnya.

Hal senada diungkapkan Laksamana Muda Djajang Tirto, staf ahli Sosial Budaya Dewan Ketahanan Nasional. Petinggi di TNI AL ini merasa harga dirinya diinjak-injak karena diragukan gelar doktornya.

Beberapa alumni Universitas Negeri Jakarta, salah satunya Mayjen TNI Purn Dicky Wainal Usman, tidak terima dituduh gelar doktornya diraih dengan jalan pintas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News