3.000 Mahasiswa UNJ Terancam tak Punya Ijazah

3.000 Mahasiswa UNJ Terancam tak Punya Ijazah
Prof Djaali. Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekitar 3.000 mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang akan diwisuda Maret mendatang terancam tidak punya ijazah.

Pasalnya, hingga saat ini rektor UNJ hanya diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt) yakni Prof Intan Ahmad, dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Prof Intan ditunjuk mengisi jabatan rektor UNJ, lantaran Prof Djaali diberhentikan Menristekdikti Mohamad Nasir pada September 2017 dengan alasan melakukan aksi jual beli ijazah dan membiarkan plagiarisme.

"Kami dapat informasi, Maret akan ada wisuda diploma, S1, S2, dan S3 di UNJ. Namun, mereka ini terancam tidak dapat ijazah karena rektor definitifnya belum ada," kata Laksamana Muda Djajang Tirto, staf ahli Sosbud Dewan Ketahanan Nasional, kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/1).

Djajang yang merupakan doktor lulusan UNJ ini mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

Apalagi dia melihat ada ketidakadilan dalam keputusan Menrisdikti yang memberhentikan Prof Djaali sebagai rektor UNJ.

Pada kesempatan tersebut, Djaali mengungkapkan, setiap tahunnya ada 2.000 sampai 3.000 mahasiswa UNJ yang diwisuda. Sementara dalam aturan undang-undang tidak boleh Plt rektor teken ijazah karena berkaitan dengan keuangan.

"Itu sih urusan menteri. Saya cuma kasihan kepada mahasiswa," ucapnya.

Hingga saat ini kursi rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) hanya Plt yakni Prof Intan Ahmad.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News