Kata Atun, Polisi, Tentara, dan Pol PP Datang ke Pantai Setiap Malam

Kata Atun, Polisi, Tentara, dan Pol PP Datang ke Pantai Setiap Malam
Ilustrasi lapak pedagang di Pantai Ampenan. Foto: diambil dari Lombok Post.

“Daripada kami tidak ada kegiatan di rumah, lebih baik kami buka. Berdagang,” kata perempuan berjilbab ini.

Sejak diberlakukan PPKM Darurat, dia diminta tutup pukul 21.00 WITA.

Kebijakan itu ditentang hampir semua pedagang di pantai Ampenan. Karena dianggap merugikan. Terutama bagi pedagang yang mulai buka pukul 16.00 WITA.

“Dengan kebijakan ini kami hanya capek angkat kursi dan meja saja. Karena kalau buka lapak, kursi dan meja ini kami jejer di luar. Kalau tutup, masukkan lagi,” kata perempuan 63 tahun ini.

Para pedagang yang berjualan di Pantai Boom Ampenan tidak membuka lapak begitu saja. Namun, mereka harus mengangkat meja dan kursi yang disimpan di lapaknya. Karena kalau tidak para pengunjung tidak ada tempat duduk untuk menikmati makanan atau kuliner yang disajikan.

“Kalau sekarang kami capek keluar masukin kursi dan meja saja,” tuturnya.

PPKM Darurat yang diterapkan Pemkot Mataram membuat pengunjung sepi. Tidak hanya di Pantai Boom Ampenan, tetapi juga di pasar atau tempat lainnya.

Selama itu, Atun jarang ke pasar karena tidak ada pendapatan dari hasil jualan.

Atun cukup kecewa karena , polisi, tentara, dan Pol PP datang setiap malam. Seperti apa ceritanya?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News