Kata Pakar soal Sendok dan Pisau di Perut Jahrani

Kata Pakar soal Sendok dan Pisau di Perut Jahrani
Jumrah menunjukkan sejumlah gambar hasil rontgen di perut Jahrani terdapat benda asing seperti sendok hingga pisau. Foto: SAIPUL ANWAR/Kaltim Post/JPNN.com

Kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group), Bambang menunjukkan foto benda-benda tersebut. “Kesulitan bergantung letak dan banyaknya benda asing,” katanya ketika ditemui di Paviliun Sakura RSUD AWS Samarinda, Selasa (27/2).

Benda yang masuk lewat mulut bisa ditarik dengan endoskopi sepanjang belum melewati usus dua belas jari atau setelah lambung. Endoskop tidak dapat menjangkau sejauh itu.

Dalam kasus demikian, barulah diambil langkah bedah atau laparoskopi. Berbeda dengan bedah sayatan besar, laparoskopi minim sayatan sehingga sering disebut bedah lubang kunci atau minimal invasif.

Dokter bedah hanya membuat sayatan 1-2 sentimeter untuk memasukkan kamera di area pusar. Setelah itu, menyayat area perut lain untuk tindakan selanjutnya.

Bambang menjelaskan bahwa efek benda asing yang bersarang di tubuh adalah rasa sakit dan tak nyaman. Tubuh memiliki respons berupaya mengeluarkan benda asing.

Semakin lama di dalam tubuh, benda asing dapat menimbulkan infeksi. Ketika benda tersebut menembus organ berongga, kematianlah yang akan membayangi.

Jika merujuk buku Pica in Individuals with Developmental Disabilities (2016), Jahrani diperkirakan sudah memasuki tingkat paling parah. Tingkat keparahan pica dibagi menjadi lima.

Paling rendah adalah tingkat ringan sedangkan terberat adalah mengancam kehidupan. Dalam "stadium" yang terparah seperti Jahrani, penderita pica telah melewati lebih dari satu operasi untuk mengeluarkan benda asing.

Ada sejumlah benda asing, seperti paku, sendok, pisau, di perut Jahraniyang diduga mengalami gangguan psikologis yang disebut pica.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News