Kawasan Nondemokrasi

Oleh: Dahlan Iskan

Kawasan Nondemokrasi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Demokrasi mati. Pelan-pelan. Satu per satu.

Setelah Tiongkok, Vietnam, dan Kamboja kelihatannya Myanmar menyusul. Bahkan Thailand sudah lebih dulu.

Di antara negara yang saya sebut tadi memang Myanmar yang paling tertinggal. Tiongkok, Anda sudah tahu. Vietnam juga jadi buah bibir. Kamboja sekarang lagi menggeliat hebat.

Semua itu tanpa demokrasi. Atau dengan demokrasi, tetapi seolah-olah.

Thailand pun, sejak kudeta terakhir, demokrasinya belum dipulihkan. Mungkin tidak akan. Toh sekarang, sekilas, sudah terlihat demokratis. Ada banyak partai. Ada Pemilu.

Apalagi di Myanmar (d/h Burma), demokrasinya masih begitu muda. Pemilu pertama pasca junta militer baru terjadi tahun 2015. Dan Pemilu keduanya baru tahun lalu. Yang hasilnya: Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy/NLD) menang lagi. Bahkan lebih besar: 83 persen suara di parlemen.

Parlemen hasil Pemilu itu, menurut rencana, dilantik Senin pagi kemarin. Pelantikan itu gagal. Lima jam menjelang pelantikan tokoh-tokoh partai itu ditangkap. Pukul 04.00 tentara mendatangi rumah-rumah mereka. Untuk dibawa entah ke mana.

Termasuk yang ditangkap itu: Aung San Suu Kyi.

Kalau Myanmar tanpa demokrasi, maka tinggal Malaysia yang mulai belajar dan Indonesia yang lagi berjuang entah ke mana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News