Kebijakan COVID di Australia Sekarang Dipandang Tidak Konsisten. Apa yang Terjadi ?

Kebijakan COVID di Australia Sekarang Dipandang Tidak Konsisten. Apa yang Terjadi ?
Menteri Utama Australia Barat Mark McGowan mendengarkan ketika Ketua Partai Oposisi yang sekarang jadi Perdana Menteri Anthony Albanese berbicara di Perth bulan Mei 2022. (ABC News: James Carmody)

Namun, salah satu kesulitan yang paling mendasar saat ini adalah mengkomunikasikan alasan di balik kebijakan yang mereka ambil, meskipun kerap kali hal-hal itu terlihat tidak sejalan dengan semangat nasihat kesehatan dari para pakar. 

"Sebagai pakar kesehatan publik kami memberikan pandangan dari sudut kesehatan publik, tetapi pemerintah dalam tugasnya harus juga memperhatikan faktor lain," katanya.

Ketika kemungkinan memberantas COVID ke titik nol masih bisa dicapai, pesan yang ada sederhana: gunakan masker di tempat umum, isolasi selama dua minggu kalau positif, hindari tempat-tempat yang terpapar kasus. 

Namun, ketika varian Delta menyebar dengan cepat, harapan Australia untuk memberantas virus ke titik terhempas.

Bahkan, negara bagian yang sebelumnya melakukan kebijakan sangat ketat pun harus menyerah dan mengubah kebijakan menjadi "hidup bersama COVID."

Saat target vaksinasi yang tinggi kemudian tercapai, kebijakan kemudian berubah termasuk meningkatkan kegiatan ekonomi dengan secara bertahap mengurangi aturan-aturan pembatasan COVID, sehingga tidak akan melumpuhkan sistem layanan kesehatan.

Di sinilah kemudian kebijakan pemerintah mulai kadang terlihat tidak konsisten, yang sebelumnya 'ikuti aturan supaya Anda akan selamat' kini sesekali mendorong warga untuk mengambil kesempatan dalam kebebasan beraktivitas, termasuk aktivitas ekonomi yang baru.

Akibatnya, saat angka kasus semakin melonjak, pemerintah menghadapi kekurangan tenaga kerja dan hambatan dalam distribusi produk, sehingga aturan mengenai isolasi dikurangi, definis kontak erat diubah, dan keharus vaksinasi dicabut. 

Saat ini jumlah kasus harian COVID di Australia cukup tinggi, namun kebijakan Pemerintah Federal hingga negara bagian dirasakan tidak lagi konsisten

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News