Kebijakan Pembatasan Impor Memacu Semangat Petani Jagung

Kebijakan Pembatasan Impor Memacu Semangat Petani Jagung
Kebun jagung. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Menteri Petanian membatasi impor jagung untuk pakan sejak tahun 2016 dan zero impor di tahun 2017 menggerakkan perekonomian petani jagung. Banyak wilayah-wilayah yang sebelumnya lahan kosong mulai ditanami jagung.

Sebelumnya sentra jagung nasional hanya berada di 10 provinsi. Dengan adanya program perluasan areal pertanaman baru yang dimulai tahun 2017, daerah sentra jagung mulai menyebar ke berbagai daerah lain dan memunculkan daerah sentra jagung baru.

Dari tahun 2015-2018, luas panen jagung meningkat signifikan dengan rata-rata perkembangan 15,16 persen per tahun dan produksi meningkat rata-rata 15,6 persen per tahun. Kenaikan signifikan ini tentunya dipicu oleh minat petani yang mulai tinggi untuk menanam jagung.

Kebijakan pembatasan impor ternyata, memacu semangat petani jagung sehingga mampu mencukupi kebutuhan jagung dalam negeri. Terbukti impor jagung tahun 2016 sangat kecil dibandingkan tahun 2015 yang sangat tinggi sebesar 3,25 juta ton. Bahkan di 2017 Indonesia zero impor jagung.

Kementerian Pertanian bersyukur menyaksikan temuan fakta di lapangan, bahwa sampai hari ini sentra-sentra jagung masih panen. Panen raya masih berlangsung di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Gorontalo.

Di Kabupaten Lamongan dan Tuban, pada Sabtu (10/11/2018) dilakukan panen jagung oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Gatot Irianto, Bupati Lamongan Fadeli, Bupati Tuban Fatkhul Huda, Wakil Asisten Teritorial Kasad Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo serta wakil ketua komisi IV DPR RI Viva Yoga.

Di Lamongan, panen dilaksanakan di kecamatan Laren seluas 45 ha. Bulan November ini diperkirakan akan panen seluas 1.413 ha dengan perkiraan produksi sebesar 9.499 ton PK (pipil kering). Menurut Bupati Lamongan stok jagung saat ini cukup, ada sekitar 6.800 ton stok jagung di Lamongan saat ini.

Kabupaten Lamongan sebagai sentra produksi jagung di Jatim, bahkan di beberapa wilayahnya mampu mencapai provitas 9 ton/ha. Ke depan Bupati mengarahkan agar fokus ke penggunaan benih unggul, memulai pola tanam rapat serta melakukan percontohan lokasi tumpangsari padi Dan jagung.

Kebijakan Menteri Petanian membatasi impor jagung untuk pakan sejak tahun 2016 dan zero impor di tahun 2017 menggerakkan perekonomian petani jagung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News