Kebun Binatang

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kebun Binatang
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Orkestrasi harmonis seperti ini membutuhkan seorang dirigen yang andal, memahami musik orkestra, dan paham karakter-karakter masing-masing binatang.

Bukan sebuah kebetulan bahwa sekarang ini lanskap politik Indonesia diwarnai dengan terminologi kebun binatang. Yang paling menonjol adalah dikotomi kampret dan cebong atau kadal gurun lawan cebong.

Sastrawan George Orwell menggabarkan pergulatan politik yang ruwet melalui novel alegoris “Animal Farm”, yang secara harfiah artinya kebun binatang. 

Orwell menceritakan duet penguasa babi bernama Napoleon dan Snowball (bola salju) yang berhasil menguasai republik kebun binatang dengan menyingkirkan pasangan pemilik Tuan dan Nyonya Jones.

Duet penguasa babi itu kemudian membuat sejumlah kebijakan yang dimaksudkan untuk menyejahterakan warga kebun binatang. 

Yang pertama dilakukan adalah mengumumkan program nasional “Sapta Cita” berisi tujuh program untuk menyejahterakan warga kebun binatang.

Program nomor satu yang menjadi inti dari duet rezim babi itu adalah kesetaraan bagi seluruh warga kebun binatang. 

Pasal satu dari Sapta Cita berbunyi “All animals are equal” (semua warga kebun binatang adalah setara). 

Bukan sebuah kebetulan bahwa sekarang ini lanskap politik Indonesia diwarnai dengan terminologi kebun binatang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News