Kecam Dinasti Politik, BEM UNS Solo Sebut Anak Muda Harusnya Punya Etika

Kecam Dinasti Politik, BEM UNS Solo Sebut Anak Muda Harusnya Punya Etika
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, mengecam isu politik dinasti yang diduga sedang dibangun Presiden Jokowi pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres terus meluas. Ilustrasi Foto: Ryana Aryadita/JPNN.com

jpnn.com, SOLO - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, mengecam isu politik dinasti yang diduga sedang dibangun Presiden Jokowi pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres terus meluas.

Ketua BEM UNS Hilmi Ash Shidqi mengungkapkan kekecewaannya terhadap putusan MK Nomor 90 yang disebutnya memuluskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Kami sangat menyayangkan, putusan MK Nomor 90 ini jelas memuluskan langkah Gibran menjadi cawapres," ujar Hilmi dalam keterangannya, Selasa (28/11).

Jauh sebelum putusan MK Nomor 90 ini, lanjut Hilmi, ada potongan-potongan peristiwa yang mengindikasikan adanya upaya pelanggengan kekuasaan oleh Presiden Jokowi seperti isu tiga periode.

"Upaya pelanggengan kekuasaan oleh Jokowi sudah di desain jauh-jauh hari, putusan MK Nomor 90 ini ujungnya" lanjutnya.

Hilmi juga menyayangkan sikap yang diambil putra sulung Jokowi tersebut yang tidak mencerminkan perilaku anak muda yang sesungguhnya.

Menurutnya, Gibran sebagai representasi yang selama ini dinarasikan sebagai politik anak muda, seharusnya malu menjadi cawapres di tengah kencangnya sentimen negatif publik terhadap putusan MK.

"Anak muda mestinya mengedepankan etika, mengedepankan norma," jelasnya.

Ketua BEM UNS Hilmi Ash Shidqi mengungkapkan kekecewaannya terhadap putusan MK Nomor 90 yang disebutnya memuluskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News