Kecaman Kosong Saudi untuk Donald Trump

Kecaman Kosong Saudi untuk Donald Trump
Donald Trump dan Raja Salman. Foto: AFP

Mohammad dan Abbas telah mendiskusikan tawaran Trump dan menantunya, Jared Kushner, tentang proposal perdamaian Israel-Palestina. AS rencananya mengungkap proposal itu pada pertengahan 2018.

Gedung Putih menyatakan bahwa Kushner tak pernah meminta Mohammad untuk membujuk Abbas. Tapi, itu tidak mengubah kenyataan bahwa Saudi berpihak pada AS.

’’Bersabarlah, Anda akan mendengar kabar baik. Proses perdamaian ini akan terus berjalan,’’ ujar salah satu pejabat Palestina mengutip pernyataan Pangeran Mohammad pada Abbas.

Sumber kantor berita Reuters itu takut AS tidak akan memperbolehkan pengungsi Palestina yang terusir dalam perang Arab-Israel pada 1948 dan 1976 itu kembali pulang.

Palestina hanya diberi kekuasaan di area A dan B serta 10 persen area C di Tepi Barat. Permukiman Israel tetap berdiri di atas Tepi Barat dan Israel akan tetap berkuasa menjaga perbatasan kedua wilayah.

’’Tawaran itu ditolak Abu Mazen (Abbas),’’ ujar pejabat Palestina itu.

Setali tiga uang, negara-negara mayoritas muslim lainnya juga bersikap seperti Saudi. Dulu Syria, Mesir, dan Iraq menjadi tonggak kekuatan Arab, tapi kini tidak lagi. Sama dengan Saudi, mereka sibuk dengan urusan sendiri.

Mesir, misalnya. Tak ada lagi massa yang turun ke jalan dalam jumlah besar untuk memberikan dukungan kepada Palestina seperti yang terjadi pada 1990 dan 2000-an. Di bawah kepemimpinan Abdel Fattah al-Sisi yang represif, massa kian jarang melakukan protes.

Pidato Presiden AS Donald Trump Rabu lalu (6/12) menyulut kemarahan banyak negara. Tapi, ada juga yang adem ayem. Salah satunya Arab Saudi

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News