Kejaksaan Curiga Ada Unsur Korupsi Merpati China
Sabtu, 28 Mei 2011 – 06:36 WIB
Seperti diketahui, proses pengadaan pesawat MA 60 dimulai sejak 2005 untuk menggantikan armada Merpati Airlines yang sudah uzur. Pada 24 November 2005 terjadi kesepakatan antara Merpati Nusantara Airlines dan Xi"an Aircraft Industry untuk pembelian 15 unit pesawat MA 60.
Baca Juga:
Pada 7 Juni 2006, Merpati menindaklanjuti kesepakatan itu dengan mengusulkan harga pesawat sebesar USD 11,6 juta per unit. Total harga 15 unit sebesar USD 174 juta. Pembelian pesawat ini menggunakan pinjaman dari Bank Exim Cina dengan pola pembayaran selama lima tahun oleh jaminan Pemerintah Indonesia.
Kejaksaan mulai menyelidiki kasus itu setelah pesawat MA 60 jatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, menewaskan seluruh penumpangnya. Saat diperiksa JAM Pidsus, Dirut PT Merpati Nusantara Airlines Sardjono Jhony Tjitrokusumo menegaskan bahwa tidak ada intervensi siapapun dalam pengadaan merpati.
Dia juga menangkis tuduhan bahwa saat masih menjabat, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menolak pengadaan 15 pesawat terbang itu. Dalam dokumen pengadaan yang dia serahkan kepada penyelidik, tidak ada penolakan JK.(aga)
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) semakin serius menelusuri proses pengadaan 15 unit pesawat Merpati MA 60. Wakil Jaksa Agung Darmono mengatakan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Tak Kenal Lelah, Karyawan Polo Ralph Lauren Terus Mencari Keadilan ke MA
- Kemnaker Berkolaborasi dengan BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak di Tempat Kerja
- Bencana di Sulsel Akibat Kerusakan di Area Gunung Latimojong
- Wamenaker Afriansyah Bicara Pentingnya Taspen yang Beri Perlindungan Finansial Bagi ASN
- Kepala BSKDN Minta Pemprov Malut Terapkan Strategi Baru Tingkatkan Inovasi
- Percepat Penanganan Bencana Sumbar, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca