Kejam! Warga Bangladesh Eksploitasi Bocah-Bocah Rohingya

Kejam! Warga Bangladesh Eksploitasi Bocah-Bocah Rohingya
Imigran Rohingya di sebuah kamp di New Delhi, India. Foto: Reuters

jpnn.com, COX’S BAZAR - Keengganan pemerintah Bangladesh menampung pengungsi Rohingya tak membuat pengusaha dan warga setempat ragu mengeksploitasi mereka. Parahnya lagi, banyak dari mereka yang curang, bahkan cabul.

Ketika menerima tawaran sebagai pekerja konstruksi, Muhammad Zubair membayangkan bisa menghasilkan banyak uang. Sebab, pengungsi Rohingya yang masih berusia 14 tahun itu ditawari gaji 250 taka (mata uang Bangladesh) per hari atau sekitar Rp 40 ribu.

Namun, setelah bekerja keras selama 38 hari membangun jalan, dia hanya digaji 500 taka alias Rp 80 ribu. Zubair dilecehkan secara verbal saat meminta gajinya dibayar penuh. Lantas, dia diusir.

Akhirnya, remaja yang tinggal di kamp pengungsian Kutupalong, Bangladesh, itu pindah kerja sebagai pelayan di kedai teh selama sebulan. Dia mengambil dua sif dan bekerja sejak pukul 6 pagi sampai lewat tengah malam.

Zubair tidak diizinkan keluar dari kedai dan hanya boleh berbicara dengan orang tuanya sekali via telepon. ”Ketika saya tidak dibayar, saya melarikan diri,” ucapnya.

Nasib seperti Zubair itulah yang dialami sebagian besar anak-anak pengungsi Rohingya di Bangladesh. Mereka dieksploitasi secara fisik maupun mental.

Banyak pula yang dilecehkan secara seksual. Kehidupan mereka di Bangladesh tidak lebih baik daripada saat mereka di Myanmar. Ibarat kata, keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya.

Penderitaan anak-anak Rohingya tersebut terperinci dalam laporan penyelidikan International Organization for Migration (IOM) yang diungkap kantor berita Reuters kemarin (13/11).

Anak dan remaja Rohingya di kamp pengungsian menjadi sasaran pengusaha, warga dan predator seksual Bangladesh

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News