Kejam! Warga Bangladesh Eksploitasi Bocah-Bocah Rohingya

Kejam! Warga Bangladesh Eksploitasi Bocah-Bocah Rohingya
Imigran Rohingya di sebuah kamp di New Delhi, India. Foto: Reuters

IOM telah mewawancarai para pengungsi, baik yang lama maupun baru. Reuters juga mewawancarai tujuh keluarga yang mengirim anaknya bekerja. Semuanya mengaku mendapat perlakuan buruk, gaji rendah, dan pelecehan.

”Eksploitasi kini menjadi sesuatu yang normal di kamp,” kata spesialis anti perdagangan manusia IOM Kateryna Ardanyan.

Pendanaan untuk melindungi anak-anak dan para pengungsi Rohingya sangat dibutuhkan. Anak-anak pengungsi Rohingya memang menjadi sasaran empuk sindikat perdagangan manusia dan calo pekerja. Jumlah mereka banyak dan bisa ditipu dengan mudah.

Sebanyak 55 persen pengungsi atau setara dengan 450 ribu orang merupakan anak-anak. Hanya sedikit anak-anak yang bisa mendapatkan pendidikan di kamp pengungsian.

Banyak di antaranya yang akhirnya harus menjadi pengemis di jalanan. Anak-anak yang tidak sekolah itulah yang menjadi buruan untuk diajak bekerja di luar kamp.

Orang tua si anak yang hidup miskin di penampungan ikut berperan. Mereka meminta anak-anaknya bekerja dengan harapan bisa sedikit memperbaiki nasib.

Sebagian anak lainnya tidak memerlukan izin dari siapa pun karena mereka datang ke pengungsian sendirian. Orang tua mereka biasanya tewas terbunuh saat terjadi konflik di Rakhine, Myanmar. Jumlah pengungsi anak tanpa pendamping itu mencapai 2.462 orang.

Usia paling muda anak-anak yang bekerja tersebut adalah 7 tahun. Biasanya anak laki-laki menarik becak atau bekerja di ladang, tempat-tempat konstruksi, perahu nelayan, dan warung.

Anak dan remaja Rohingya di kamp pengungsian menjadi sasaran pengusaha, warga dan predator seksual Bangladesh

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News