Kejati Sulut Setop Kasus Penganiayaan Ini
jpnn.com, MANADO - Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara (kejati Sulut) menghentikan penuntutan 71 perkara hukum berdasarkan keadilan restoratif selama tahun 2022.
Kepala Kejati Sulut Edy Birton menyebut penghentian penuntutan itu dilakukan terhadap perkara di bidang tindak pidana umum sepanjang Januari-Desember 2022.
"Penyelesaian puluhan perkara berdasarkan keadilan restoratif itu, tersebar di wilayah hukum Kejati Sulut," ujar diadi Manado, Senin (12/12).
Edy menyampaikan dalam mendukung pelaksanaan keadilan restoratif, Kejati Sulut memiliki empat rumah restorative justice yang tersebar di tingkat Kejari.
Masing-masing Kejari Manado dengan nama Wale Adhyaksa, Kejari Minahasa Utara dengan Wale Restorative Justice.
Lalu., di Kejari Minahasa Selatan dengan Wale Perdamaian serta Kejari Kepulauan Talaud dengan Wale Perdamaian Adhyaksa.
Dia menyebut salah satu perkara yang diselesaikan secara keadilan restoratif adalah terkait penganiayaan yang ditangani Kejari Minahasa Selatan.
Perkara tindak pidana penganiayaan atas nama tersangka Rein tersebut diduga melanggar Pasal 351 Ayat 1 KUHP.
Begini alasan Kejati Sulut menghentikan 71 perkara pidana umum yang terjadi di provinsi tersebut secara keadilan restoratif. Satunya soal penganiayaan.
- Jaksa Ajukan Banding atas Vonis Dito Mahendra, Ini Alasannya
- Polisi Ungkap Motif Pria yang Tega Aniaya Ibu Kandung di Cengkareng, Alamak
- Kasus Kecelakaan Berujung Penganiayaan, Seorang Dokter Umum dan ASN Beradarah-darah
- Cekcok Maut Membangunkan Sahur, Satu Nyawa Melayang
- Anak Tewas Dianiaya Ayah Tiri di Bandung
- 3 Oknum TNI AL Penganiaya Wartawan Dilaporkan ke Pomal Ternate