Kemana Siantar Yang Dulu?
Kamis, 22 Maret 2012 – 09:22 WIB
Belum lagi aksi-aksi kekerasan dan premanisme justru ditunjukkan oleh para tokoh masyarakat yang seharusnya memberi contoh keteladanan. Sehingga citra sebagai kota pelajar yang menjunjung tinggi tatakrama, nyaris tidak lagi terdengar.
Oleh sebab itu, salah seorang pejabat di lingkungan Dinas Pendapatan DKI Jakarta ini, mengajak semua elemen masyarakat yang ada di Siantar, kembali melihat jatidiri kota Siantar yang sekian lama begitu harum terdengar. “Mari kita saling berbuat lewat apa yang kita mampu. Kita jangan letih dan bosan tapi kita harus menjaga agar kebersamaan itu tidak memudar. Kalau tidak kita mulai dari diri sendiri, saya pikir tidak akan bisa,” ungkap personil group vocal Amores King yang sebentar lagi mengeluarkan album, “Satu untuk Semua, Semua Untuk Satu.”
Dengan dasar pemikiran ini pulalah ungkap Timur kemudian, bersama sejumlah teman-teman lainnya, mereka menggagas berdirinya Paguyuban Siantar Man di Jakarta pada tahun 2005 lalu.
“Dalam paguyuban ini setidaknya beranggotakan orang-orang Siantar yang telah merantau ke Jakarta. Dimana setidaknya ada 12 etnis. Jadi tidak hanya orang-orang batak, karena Siantar kan banyak etnis,” ungkapnya yang memastikan paguyuban ini sendiri sifatnya tidak permanen.
JAKARTA- Keberhasilan seseorang di Kota Pematang Siantar, kini dinilai lebih berdasarkan berapa banyak materi yang ia peroleh. Bukan lagi berdasarkan
BERITA TERKAIT
- PMKRI Toraja Desak Penjabat Gubernur Sulsel Prioritaskan Membenahi Infrastruktur Jalan
- Kebakaran Rumah di Bawah Flyover Manahan Solo, 25 Warga Dievakuasi
- Kasus Balon Udara Meledak di Ponorogo, 14 Orang Jadi Tersangka
- Edistasius Endi: PPPK Harus Menjalankan Fungsi sebagai Perekat Bangsa
- Brimob Polda Sumsel Gagalkan Penyelundupan 11 Ton BBM Ilegal
- Diduga Korupsi Dana Pengelolaan Kebun Sawit 500 Hektare, Direktur BUMDes Ditahan Kejati Riau