Kemensos: Semangat Baja Penerima Manfaat ODHIV Ukir Karya

Kemensos: Semangat Baja Penerima Manfaat ODHIV Ukir Karya
Peserta Penerima Manfaat (PM) ODHIV Balai Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV (BRSODH) “Bahagia” Medan yang telah menyelesaikan Time Bound Shelter (layanan rehabilitasi sosial terhadap ODHIV di balai) pada Juni 2019 lalu. Foto: Humas Kemensos

Sesuai dengan Peringatan HIV/AIDS sedunia tahun ini yang mengangkat tema ‘Solidaritas Global, Tanggung Jawab Bersama’, dukungan dari keluarga, komunitas, serta pemerintah melalui pendampingan Balai Rehabilitasi Sosial terhadap ODHIV diperlukan guna membangun semangat dan daya juang mereka di tengah masyarakat.

“Sejak awal saya open status sebagai ODHIV, seluruh anggota keluarga maupun teman-teman alumni kampus saya selalu memberikan dukungan yang ditunjukkan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan mengirimkan hidangan dari kampung halaman ketika saya berada di balai. Peran istri saya pun cukup besar karena ia mendukung saya untuk pergi ke Balai “Bahagia” Medan tepat dua minggu setelah kami menikah,” ucap AP penuh syukur.

Dukungan keluarga, lanjut AP, merupakan penyemangatnya dalam mengembangkan minatnya di bidang fotografi. Saat ini ia tengah mengumpulkan modal usaha di bidang fotografi, di mana selama setahun terakhir ia merintis usaha toko parfum refill dan makanan yang modalnya berasa dari BanTu (Bantuan Bertujuan) Kemensos serta bantuan dari orang tuanya.

Sama halnya dengan dukungan keluarga, AP juga merasakan hangatnya dukungan pendamping dan staf balai selama menjalani Time Bound Shelter.

“Meskipun sudah tidak menjadi PM, saya tetap menjaga tali silaturahmi dengan mereka. Bagi saya, teman-teman di Balai “Bahagia” adalah orang tua sekaligus keluarga kedua saya di Medan,” kenang AP.

Senada dengan AP, Maidinse Hutasoit selaku Pekerja Sosial di Balai “Bahagia” Medan menyebutkan bahwa dukungan dan pendampingan terhadap ODHIV adalah hal krusial.

“Setelah PM menyelesaikan Time Bound Shelter, Balai “Bahagia” Medan tetap melakukan pemantauan terhadap mereka,” kata perempuan yang akrab disapa May ini.

Ia menyebut bahwa tidak hanya mampu berdikari dengan berwirausaha, para PM Balai “Bahagia” Medan yang sudah melakukan terminasi juga kerap menjadi motivator bagi sesama ODHIV di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) maupun Kelompok Dukungan Sebaya (KDS).

Kebijakan program Kementerian Sosial saat ini berfokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia Penerima Manfaat (PM) melalui program rehabilitasi sosial, salah satu targetnya adalah ODHIV.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News