Kementan Kenalkan Tanam Kedelai dan Jagung dengan Sistem Methuk

Kementan Kenalkan Tanam Kedelai dan Jagung dengan Sistem Methuk
Lahan kedelai di Indonesia. Foto: ilustrasi/ dok Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengenalkan tanam kedelai dan jagung dengan sistem Methuk.

Ini merupakan terobosan yang diperkenalkan Kementan sebagai mendukung upaya pemerintah mewujudkan target 1 juta ton kedelai di tahun ini untuk pemenuhan kebutuhan industri tahu tempe.

Seperti diketahui, kebutuhan kedelai impor pada industri tahu dan tempe menjadi tantangan dalam mengurangi ketergantungan impor.

Harga kedelai impor yang bersaing dengan lokal merupakan penyebab keterbatasan ketersediaannya di petani.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyampaikan sebenarnya sudah lama sektor pertanian mengenal istilah Kedelai Methuk Jagung, yaitu pola menanam kedelai ketika jagung berumur 80-90 hari.

Jadi, ketika jagung panen, kedelai sudah berumur sekitar satu bulan, sekitar 45 hari berikutnya kedelai dapat dipanen.

Kata “Methuk” berasal dari kata “pethuk” dalam bahasa Jawa bermakna bertemu, dalam bentuk aktif “methuk” bermakna “menjemput”.

“Kami tahu banyak petani kedelai beralih komoditas ke jagung, maka konsep untuk petani yang sekarang sudah menanam jagung, diselipkan kedelai. Kita bisa belajar dari contoh di Kendal dan Grobogan,” sebut Suwandi.

Kementan mengenalkan tanam jagung dan jagung dengan sistem Methuk sebagai terobosan untuk mendukung upaya pemerintah mewujudkan target 1 juta ton kedelai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News