Kementan Optimalkan 6,4 Juta Hektare Lahan Rawa

Kementan Optimalkan 6,4 Juta Hektare Lahan Rawa
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau lokasi optimasi lahan rawa lebak di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Mandas Tana, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kamis (5/4). Foto: Istimewa

Sebab, peluang membuka lahan rawa sebagai lahan sawah baru masih terbuka luas. Optimalisasi lahan rawa yang ada dari kondisi lahan yang belum pernah ditanam dan lahan yang IP hanya satu kali setahun dinaikkan menjadi dua kali setahun.

Bahkan, bisa tiga kali dengan pola pertanaman dua kali tanam padi dan satu kali palawija.

Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Dadih Pending Permana, lahan rawa, khususnya lahan pasang surut, dapat didayagunakan dengan rekayasa sistem pengairan.

Yaitu dengan sistem kanalisasi (sistem tanggul), pembuatan polder dipadu dengan tata kelola air secara modern dengan mesin dalam jaringan irigasi tersier dan atau jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) dan perpompaan.

Hal itu bisa mendongkrak indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua dan tiga kali (IP 200-300).

Pompa digunakan untuk membuang air saat lahan kelebihan air dan memasukkan air pada kanal yang berfungsi sebagai long storage saat musim kemarau dengan system pengelolaan kawasan yang efisien efektif (kluster) antara 100-200 hektare.

Pengelolaan lahan rawa dapat dilakukan dengan memperhatikan dua aspek dasar budidaya yakni, penggunaan benih varietas unggul adaptif dan manajemen kesuburan tanah.

Penggunaan varietas adaptif lahan rawa akan mendorong keberhasilan budidaya tanaman.

Kementerian Pertanian bereaksi cepat mencari lahan alternatif untuk mengatasi semakin berkurangnya areal sawah produktif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News