Kementan Optimalkan 6,4 Juta Hektare Lahan Rawa
Sebab, peluang membuka lahan rawa sebagai lahan sawah baru masih terbuka luas. Optimalisasi lahan rawa yang ada dari kondisi lahan yang belum pernah ditanam dan lahan yang IP hanya satu kali setahun dinaikkan menjadi dua kali setahun.
Bahkan, bisa tiga kali dengan pola pertanaman dua kali tanam padi dan satu kali palawija.
Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Dadih Pending Permana, lahan rawa, khususnya lahan pasang surut, dapat didayagunakan dengan rekayasa sistem pengairan.
Yaitu dengan sistem kanalisasi (sistem tanggul), pembuatan polder dipadu dengan tata kelola air secara modern dengan mesin dalam jaringan irigasi tersier dan atau jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) dan perpompaan.
Hal itu bisa mendongkrak indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua dan tiga kali (IP 200-300).
Pompa digunakan untuk membuang air saat lahan kelebihan air dan memasukkan air pada kanal yang berfungsi sebagai long storage saat musim kemarau dengan system pengelolaan kawasan yang efisien efektif (kluster) antara 100-200 hektare.
Pengelolaan lahan rawa dapat dilakukan dengan memperhatikan dua aspek dasar budidaya yakni, penggunaan benih varietas unggul adaptif dan manajemen kesuburan tanah.
Penggunaan varietas adaptif lahan rawa akan mendorong keberhasilan budidaya tanaman.
Kementerian Pertanian bereaksi cepat mencari lahan alternatif untuk mengatasi semakin berkurangnya areal sawah produktif
- Perum Bulog Mulai Salurkan Bantuan Beras Tahap 2 kepada 269 Ribu Warga Jakarta
- Saset Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Indonesia, Ini Faktanya
- Tashya Megananda Yukki Terpilih Menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasa Boga
- Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Sudah Meninggal Dunia
- Indonesia Technology Investment Summit 2024: Solusi Berkelanjutan di Era Digital
- Pupuk Kaltim Tanam 900 Bibit Pohon di Bontang