Kementan Resmikan Agrowisata Durian di Kota Solok

Kementan Resmikan Agrowisata Durian di Kota Solok
Peresmian Agrowisata Durian yang diberi nama Agrowisata Payo di Tanah Garam, Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumbar. Foto: Humas Kementan

"Kami berharap bunga krisan asal Kota Solok bisa mengambil peran dalam memenuhi pasar bunga krisan di Jepang dan negara lainnya," harapnya.

"Kami pun minta agar di taman Agrowisata Payo tersebut dapat dikembangkan lengkeng, selain alpukat dan manggis. Ini untuk memberikan preferensi masyarakat terhadap buah lengkeng Indonesia," sambung Suwandi.

Walikota Solok, Zul Elfian mengatakan dengan diresmikan Agrowisata Payo ini, Kota Solok menargetkan menjadi pusat produksi durian dan komoditas lainya yang berskala eskpor. Selain itu, dengan dibukanya agrowisata ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan petani khususnya. Dampak ekonomi termasuk di dalamnya bisnis penginapan, travel dan transaksi ekonomi lainnya.

"Kita masih ingat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Oktober lalu telah mengekspor perdana 10.000 ton manggis dari Payakumbuh ke China, kini giliran Kota Solok yang menunjukan kebolehannya dengan diresmikannya Agrowisata Payo," ujarnya.

"Payo terkenal krisan. Melalui bimbingan dari teman-teman Balithi di Cianjur, Alhamdulillah tumbuh. Hasilnya sudah bagus, grade A dan sudah bisa ekspor. Pasaran sudah banyak. Semoga makin meningkat kualitas dan kuantitas. Diharapkan ini akan terus berlangsung," pintanya.

Sementara itu, mewakili Gubernur Sumatera Barat, Asisten bidang Ekonomi Sumbar Benni Warlis menuturkan perkembangan pariwisata di Ranah Minang makin menunjukkan geliatnya. Disebutkannya kedatangan 53 ribu wisatawan dalam setahun disertai tingginya lalu lintas penerbagangan menjadi potensi wisata.

"Sumatera Barat memiliki kawasan strategis terdiri dari Bukit Maninjau, Tanah datar dan wisata lainya yg terus berkembang. Ini merupakan peluang sangat besar di bidang wisata. Dihubungkan dengan iklim dan topograsi ini akan menjadi sinergi yang luar biasa. Sebanyak 23,55 persen ditunjang oleh pertanian. Inilah yang dilirik walikota. Bagaimana mensinergiskan antara pertanian dan wisata," jelas Benni.

Suwardi, petani dari Kelompok Tani Payo Sepakat menyatakan bantuan dari pemerintah ini sangat membantunya mengembangkan usaha hortikultura miliknya. "Saya diberi benih krisan, bunga kertas, sayur bawang, kangkung, ubi lengkap beserta pupuk dan green house. Anak laki-laki saya bahkan dikirim untuk mengikuti pelatihan di Balithi," ucapnya.

Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi pada Kamis (6/12) meresmikan agrowisata durian yang diberi nama Agrowisata Payo di Kelurahan Tanah Garam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News