Kepakaran yang Hilang Bersama dengan Korban COVID di Indonesia

Kepakaran yang Hilang Bersama dengan Korban COVID di Indonesia
Nanang Indra Kurniawan (kiri) dan Bambang Purwoko di tahun 2010 di Sota, daerah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. (Foto: Supplied)

"Kepakaran yang mengalami kehilangan adalah [saat] meninggalnya ketua kolegium bagian konservasi gigi (tambal gigi). Untuk yang meninggal paling banyak adalah dokter gigi umum kemudian diikuti oleh spesialis orto (kawat)," lanjut Iwan.

Selain 60 orang meninggal, dalam catatan PDGI sampai bulan April ada 462 dokter gigi yang positif tertular COVID-19.

Apoteker juga menjadi korban

Selain dokter dan dokter gigi, kalangan profesional lain di bidang kesehatan adalah apoteker. Saat ini ada sekitar 90 ribu apoteker di Indonesia yang memiliki surat tanda registrasi. 

Sejak pandemi mereka yang meninggal setelah terpapar COVID-19 adalah 42 orang.

Dan menurut apt. Noffendri, Ssi, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), jumlah apoteker yang meninggal di bulan Juli 2021 ini tercatat sebagai yang tertinggi.

"Dari laporan yang kita terima sejauh ini di bulan Juli ada 11 orang yang meninggal. Yang paling tinggi terjadi di kawasan Jabodetabek, di mana pernah dalam satu hari ada lima orang apoteker yang meninggal," kata Noffendri kepada ABC Indonesia.

Menurutnya walau apoteker tidak menangani langsung pasien COVID-19 positif namun mereka rentan terkena karena bekerja di lingkungan fasilitas kesehatan.

"Mereka bekerja di rumah sakit, di puskesmas dan di apotik dimana semua memiliki resiko untuk terkena. Sebagian lagi terpapar dari keluarga," lanjut Noffendri.

Sudah lebih dari 70.000 orang di Indonesia meninggal dunia karena COVID-19, di antaranya ada tenaga kesehatan dan kalangan profesional

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News