Keterbatasan Mesin Apheresis Menjadi Kendala Transfusi Plasma Konvalesen

Keterbatasan Mesin Apheresis Menjadi Kendala Transfusi Plasma Konvalesen
Penyintas atau alumni pasien Covid-19 saat melakukan donor darah plasma konvalesen. Foto: Humas RSLI

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pelayanan Darah Unit Transfusi Darah Pusat PMI Nova Surya Indah Hippy menjelaskan dua cara untuk melakukan transfusi plasma konvalesen yakni donor seperti biasa dan donor menggunakan mesin apheresis.

Donor biasa, lanjut Nova, memiliki kekurangan yaitu membutuhkan jarak waktu dua bulan dari pengambilan plasma pertama dengan yang kedua, sementara donor plasma menggunakan mesin apheresis hanya perlu waktu dua minggu.

"Jadi, memang saat ini kami sudah usaha untuk menambahkan alat-alat apheresis tersebut," kata Nova.

Dia juga mengatakan PMI berusaha untuk menambahkan lima titik di seluruh Indonesia untuk pengambilan plasmapheresis dengan mempertimbangkan daerah yang paling membutuhkan mesin apheresis. (mcr9/jpnn)



Video Terpopuler Hari ini:

CEO Reblood Leonika Sari mengungkapkan keterbatasan jumlah mesin apheresis menjadi kendala untuk melaksanakan transfusi plasma konvalesen. 


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News