Ketika Anak-Anak Menjadi Pelaku Kejahatan

Dulu Dominan Pencabulan, Kini Makin Beragam

Ketika Anak-Anak Menjadi Pelaku Kejahatan
DIPERLAKUKAN KHUSUS: Dua bocah yang ditangkap polisi karena melakukan kejahatan jalanan. Usia mereka belum genap 18 tahun.(Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Polisi pun tidak memungkiri, tindak kriminal yang melibatkan anak-anak masih terjadi pada sisa empat bulan tahun ini. Apalagi, saat ini jenis pelanggaran oleh anak-anak kian beragam. ’’Bisa dikatakan, jenis pelanggaran hukum oleh anak-anak makin banyak,’’ ujar Sumaryono. (mas)

Salah satu yang menonjol adalah menjadi penjahat jalanan dan pencuri kendaraan bermotor. Tidak tanggung-tanggung, hingga saat ini polisi telah menangkap delapan anak yang bertindak kriminal jenis tersebut. Bahkan, di antara jumlah itu, terdapat sepasang kekasih yang baru berusia 16 tahun. Mereka diciduk aparat Polsek Karang Pilang lantaran mencuri motor di kawasan Kebraon.

Mereka yang terlibat kejahatan jalanan tidak sekadar ikut-ikutan. Namun, mereka tidak segan bertindak sebagai eksekutor dan melakukan aksi kekerasan terhadap korban. Mayoritas memang bekerja secara berkelompok dengan para pelaku yang sudah ’’berumur’’ dalam dunia kriminalitas. Ada pula anak-anak yang berani beraksi seorang diri.

’’Anak-anak ikut terlibat dalam kejahatan jalanan ini karena para pelaku dewasa kini berupaya meminjam tangan mereka. Pelaku dewasa yang sudah banyak teridentifikasi berusaha tetap eksis dengan melakukan regenerasi,’’ papar Sumaryono.

Ya, dari semua anak-anak yang tertangkap aparat keamanan karena terlibat kejahatan jalanan, mereka selalu beraksi bersama pelaku kawakan. ’’Mereka ini sebenarnya dimanfaatkan, tapi juga merasa enjoymelakukannya,’’ jelasnya.

Karena itu, meski merasa prihatin, polisi tidak bisa membiarkan mereka tetap berkeliaran di jalan-jalan. Sebab, kalau tetap dibiarkan, mereka bisa makin ngawur. Bukan saja kian banyak yang beraksi, tetapi bisa jadi mereka juga makin nekat melukai sasaran.

Selain bertindak tegas dengan menangkap anak-anak yang terlibat tindak kriminal, polisi berharap peran pemerintah dan masyarakat. Polisi mendorong pemerintah makin intens membuat agenda di kampung-kampung untuk menggerakkan masyarakat. Termasuk anak-anak dalam kegiatan-kegiatan positif.

Agenda semacam lomba kampung aman atau sejenisnya bisa digalakkan lagi. Di samping itu, pemerintah didorong untuk bisa terus memberikan fasilitas publik yang bisa dinikmati banyak kalangan. Misalnya, lapangan untuk berolahraga.

KRIMINALITAS bukan lagi domain orang-orang dewasa. Makin banyak anak yang justru bertindak kejahatan. ***** Dunia anak-anak adalah dunia bermain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News