Ketika Matematika Tak Lagi Menakutkan
Yuniawatika (29), dosen Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang (UM) ketiban menjadi dosen bersama teman satu timnya, Esti Untari, sesama dosen UM.
“Anak-anak, buat segitiga pada kertas berbentuk lingkaran yang sudah ibu sediakan di atas meja ya,” seru Yuniawatika kepada siswanya yang tak lain adalah rekan sesama dosen.
“Saya menuntun siswa untuk menemukan kembali rumus luas lingkaran dengan menurunkan rumus luas segitiga, jajarangenjang, dan trapesium sama kaki,” jelas Yuniawatika. Permodelan pembelajaran kelas V SD ini juga mampu membuat siswa paham luas beberapa bangun datar dan keliling lingkaran.
Alat peraga digunakan Yuniawatika untuk memudahkan imajinasi siswa tentang bangun datar dan lingkaran. Sebab, rumus adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Alat peraga berfungsi menjembatani hal abstrak tadi menjadi sesuatu yang konkret.
“Siswa tetap didampingi dan diarahkan hingga menemukan rumus luas lingkaran. Namun, dengan konsep contextual learning, siswa tidak menjadi tegang mempelajari matematika,” imbuh Yuniawatika. Matematika pun menjadi pelajaran yang menyenangkan. (pda)
Lancarnya komunikasi dan interaksi aktif antara guru dan siswa menentukan sejauh mana suatu materi pelajaran dipahami seorang siswa. Pola contextual
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Universitas Trilogi Digandeng Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia, Keren
- Puluhan Universitas Top Dunia Ada di ICAN Education Expo 2024, Pengunjung Membeludak
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024