Ketika Presiden jadi Sopir Raja...

jpnn.com - jpnn.com -Agenda Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud di Jakarta pada Kamis (2/3) lebih padat. Setelah menyampaikan pidato di Gedung Nusantara Parlemen, dia langsung salat tahyatul masjid di Istiqlal.
Raja Salman yang didampingi Presiden Joko Widodo tidak lama berada di Masjid Istiqlal. Keduanya kemudian langsung menuju Istana Negara, bertemu dengan para ulama dan tokoh agama.
Di antara ulama yang hadir ada Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin, Pimpinan Pondok Pesantren Gontor KH Hasan Abdullah Sahal, Ketua Dewan Panasehat Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazarudin Umar, Ustad Yusuf Mansur dan banyak ulama lainnya.
Setelah pertemuan itu, Presiden Jokowi bersama Raja Salman langsung menuju halaman tengah Istana Negara untuk melakukan penanaman pohon. Ini merupakan agenda yang tertunda di Istana Bogor, Rabu (1/3) kemarin.
Sebelum penanaman, Presiden Jokowi mengajak Raja Salman berkeliling Istana menggunakan golf car. Kendaraan mini itu disopiri langsung oleh Jokowi.
Sedangkan penanaman pohon hanya dilakukan oleh Raja Salman. Sang Raja menanam pohon Ulin atau Kayu Besi. Setelah penanaman, presiden langsung menyiraminya dengan air.
"Ini kayu paling kuat. Ini kayu ulin, kayu besi, yang paling kuat. (Maknanya) supaya hubungan Indonesia-Arab Saudi menjadi kuat sekali. Sekuat kayu ini," ujar Jokowi. (fat/jpnn)
Agenda Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud di Jakarta pada Kamis (2/3) lebih padat. Setelah menyampaikan pidato di Gedung Nusantara Parlemen,
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi