Ketum AII: 8 Invensi Dilirik Industri, Siap Komersialisasi

Ketum AII: 8 Invensi Dilirik Industri, Siap Komersialisasi
Asosiasi AII didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ini mempertemukan  inventor dan industri, guna hilirisasi hasil invensi GRS 2015-2021. Foto Mesya/JPNN.com

Tahap selanjutnya adalah market trial untuk melihat penerimaan produk di pasaran. Sambil terus mengembangkan marketing komunikasinya agar produk bisa diterima pasar.

"Mengenai biaya yang dikeluarkan pada proses upskilling dan market trial, hal itu bisa dibicarakan apakah ditanggung sepenuhnya oleh industri atau ditanggung industri 50 persen dan 50 persen pihak ketiga," terang Prof. Didiek.

Jika angkanya tidak terlalu besar, tambahnya, AII akan memberi bantuan pendanaan. Mengenai apakah ada investor yang mengundurkan diri setelah market trial, Prof Didiek mengatakan sementara ini belum ada. Namun, memang ada sedikit hambatan yang membuat proses komersialisasi berjalan lambat.

Inventor mengasumsikan bahan baku dari material kelapa sawit mudah didapat, ternyata di lapangan sulit diperoleh jika jumlahnya sangat besar.

"Nah, AII akan menjembatani dengan menghubungi regulator terkait kesediaan bahan bakunya," ujarnya.

Begitu pun proses pemanfaatan limbah kelapa sawit, ternyata tidak mudah mendapatkan limbahnya. Ada regulasi yang melarang limbah keluar dari kebun. Limbah digunakan untuk kebutuhan lain.

Dia menegaskan hal-hal semacam ini diurus oleh AII sebagai jembatan. Bagaimana bahan baku bisa tersedia untuk tahap komersialisasinya.

Pada kesempatan sama, Sahat Sinaga mengatakan riset tentang kelapa sawit menjadi penting, karena Indonesia  merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kelapa sawit masuk 5 produk yang menyumbang 25 persen total GDP Indonesia, selain kopi, karet, gula dan coklat.

Ketum AII Prof Didiek Hadjar Goenadi mengatakan ada 8 Invensi dilirik industri dan siap dikomersialisasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News