Keuntungan Besar Melayang, Kerja Sama Terhambat

Keuntungan Besar Melayang, Kerja Sama Terhambat
Keuntungan Besar Melayang, Kerja Sama Terhambat
TUNIS - Mohamed Bouazizi mungkin tidak pernah menduga aksi bakar dirinya di jalan Kota Sidi Bouzid, Tunisia, bakal memicu revolusi berkepanjangan di Jazirah Arab dan Afrika Utara. Pasca aksi nekat pemuda 26 tahun itu pada 17 Desember 2010, diktator dan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali tumbang pada Januari lalu. Lalu, diktator dan Presiden Mesir Hosni Mubarak terjungkal sebulan kemudian.

Revolusi di dunia Arab itu masih bergulir sampai sekarang. Kendati sebenarnya motif nekat sang pemuda itu sama sekali tak berbau politik, warga miskin yang merasa senasib dengan Bouazizi menjadikan insiden tersebut sebagai batu pijakan untuk menggelorakan revolusi. Dalam waktu singkat, revolusi sipil yang kali pertama muncul di Tunisia itu pun menjalar ke Mesir, Yaman, Syria, dan Libya.

"Banyak pakar yakin bahwa stagnasi ekonomi merupakan pemicu perubahan politik (di dunia Arab) itu. Idealnya, perkembangan politik dan ekonomi harus sejalan," terang Matthew Partridge, analis ekonomi politik yang juga penulis lepas, seperti dikutip New Statesman Selasa lalu (7/6). Mahasiswa kedoktoran London School of Economics itu meyakini bahwa jika pemerintah hanya fokus pada perkembangan ekonomi tanpa peduli soal dampaknya pada masyarakat, rakyat akan cenderung bersikap oposisi.

Ben Ali, yang berkuasa selama sekitar 24 tahun, berhasil membuat makmur diri dan keluarganya. Termasuk, orang-orang dekat, kroni, dan para pejabat pemerintahannya. Sebaliknya, rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan hidup makin sengsara. Kekecewaan rakyat Tunisia pada pemerintahan tokoh 74 tahun itu akhirnya dilampiaskan lewat Revolusi Melati. Ben Ali yang semula ngotot bertahan pun kemudian menyerah. Dia meninggalkan kekuasaannya di Tunisia pada 14 Januari 2011.

TUNIS - Mohamed Bouazizi mungkin tidak pernah menduga aksi bakar dirinya di jalan Kota Sidi Bouzid, Tunisia, bakal memicu revolusi berkepanjangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News