Khawatir Wudhu tak Sah, Tinta Diganti Cairan Kunyit

Khawatir Wudhu tak Sah, Tinta Diganti Cairan Kunyit
Khawatir Wudhu tak Sah, Tinta Diganti Cairan Kunyit

jpnn.com - CIREBON - Pemandangan berbeda terlihat di tiga TPS di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon pada pemilihan umum legislatif, kemarin (9/4).

Ya, di tiga TPS tersebut menggunakan kunyit sebagai pengganti tinta untuk penanda sudah menyoblos. Ketiga TPS itu yakni TPS 31 di Kampung Bendakerep, TPS 32 di Kampung Balongsalak, dan TPS 33 di Kampung Lebakngok.

Ketua KPPS TPS 31 Kampung Bendakerep, Hasbullah mengatakan, penggunaan kunyit sebagai pengganti tinta adalah tradisi masyarakat ketiga kampung itu. "Dari awal ada pemilu, pakenya kunyit saja. Sampe sekarang pun masih," ujarnya.

Menurut tokoh masyarakat Mohammad Miftah, penggunaan kunyit karena masyarakat khawatir penggunaan tinta bisa menutupi pori-pori kulit yang menjadi penghalang sahnya berwudhu.

"Kami tetap mempertahankan tradisi ini. Walaupun MUI telah menghalalkan cairan tinta ungu yang digunakan KPU," ucapnya.

Miftah mengatakan, penggunaan kunyit setiap penyelenggaraan pemilu dianggap lebih baik.  "Karena kalau pake kunyit, artinya kita memanfaatkan kekayaan alam," tambahnya.

Selain itu, lanjut Miftah, warna kuning dari kunyit memiliki ketahanan yang setara dengan tinta. "Sama kayak tinta, bahkan bisa lebih lama ilangnya," katanya.

Sementara itu, Dita Hudayani, Komisioner KPU Kota Cirebon membenarkan penggunaan kunyit sebagai penanda masyarakat di tiga TPS itu telah menggunakan hak pilihnya. "Sudah dicoba, cairan kunyit bisa bertahan lebih dari 24 jam," ujarnya.

CIREBON - Pemandangan berbeda terlihat di tiga TPS di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon pada pemilihan umum legislatif, kemarin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News