Kisah Perjuangan Manggala Agni I: Tak Lelah Mendinginkan Bara Api di Bawah Kaki

Kisah Perjuangan Manggala Agni I: Tak Lelah Mendinginkan Bara Api di Bawah Kaki
Perjuangan Manggala Agni padamkan bara api. Foto: JPG

Kekuatan Daops Dumai ada 60 orang. Area tugas mereka tidak hanya di Dumai saja, tapi juga sampai ke Bengkalis dan sebagian Rokan Hilir.

Hampir setiap hari pasukan Manggala Agni turun ke lokasi, mulai dari yang bisa diakses roda empat, roda dua, bahkan hanya dengan akses jalan kaki.

''Kami jauh dari pemberitaan, karena terkadang bekerja di lokasi yang jauh dari penglihatan dan jangkauan. Bagi kami tak masalah, karena yang terpenting adalah titik api bisa segera dipadamkan,'' kata Jusman, anggota Manggala Agni lainnya.

Dikatakannya, titik api skala besar di wilayah Daops Dumai, termasuk di pulau Rupat yang sempat terbakar hebat, sudah berhasil dipadamkan. Tahapan saat ini adalah melakukan proses pendinginan.

Mayoritas yang terbakar adalah area lahan gambut yang memiliki keunikan. Di atas bisa saja tidak terlihat ada api, tapi di bawahnya masih menyisakan bara menyala.

Maka proses pendinginan sebenarnya jauh lebih sulit dan berisiko dari proses pemadaman. Bahkan butuh waktu hingga berminggu-minggu.

''Kami harus memastikan api di bawah lahan gambut benar-benar padam. Kalau pemadaman apinya terlihat, kalau proses pendinginan, bisa saja api tersembunyi di bawah kaki,'' sambung Jusman.

Proses pendinginan lainnya di wilayah Kota Dumai terletak di jalan Meranti. Lokasi ini juga masih berdekatan dengan pemukiman warga, dan titik api sudah berhasil dipadamkan.

Namun banyak titik yang masih menyisakan asap, menandakan bahwa ada bara di bawah gambut yang berpotensi menjadi titik api jika dibiarkan.

Tim Manggala Agni sebagai garda terdepan pemadam karhutla dari KLHK jarang pulang ke rumah karena harus tinggal di hutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News