Kisah Tragis Tenaga Medis yang Merawat Pasien Covid-19
Sudah banyak pula perawat yang mulai mengalami kasus-kasus positif hingga harus menjalani perawatan medis. "Artinya di bulan ini kita sangat sedih, beberapa teman ada yang dirawat," katanya.
Menurut Nurdiansyah, menghadapi situasi tersebut membawa kedukaan bagi paramedis. Mereka tertular kemungkinan karena ketidakjujuran (pasien), mungkin saat beraktivitas di luar.
Bulan-bulan ini menjadi bulan penuh luka bagi tenaga medis yang merawat pasien positif karena semakin banyak angka kasusnya. "Kita sempat memberikan pita hitam saat bekerja sebagai bentuk duka kita kepada teman-teman sejawat," katanya.
Nurdiansyah mengatakan dibalik kedukaan itu, para perawat dan paramedis lainnya memiliki harapan kepada pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama melakukan pencegahan.
Masyarakat adalah garda terdepan dalam memenangkan perang melawan COVID-19 dengan melakukan pencegahan, tetap di rumah dan menjalani protokol kesehatan, salah satunya "physical distancing".
"Kita perawat, tenaga kesehatan berada di lini paling belakang ketika sudah terpaksa terinfeksi, karena memang kita sudah melakukan pencegahan dengan ketat, tetapi masih terinfeksi, jadi mari kita sama-sama," kata Nurdiansyah. (antara/jpnn)
Nurdiansyah, perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) menceritakan pengalamannya berjibaku merawat pasien COVID-19. Simak kisahnya.
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- Jaga Hati
- Zeni
- DPR Bangga dengan Kinerja Erick Thohir yang Tangani Covid-19 hingga Bongkar Korupsi Dapen
- Kadinkes Sumut Ditahan Jaksa terkait Korupsi APD Rp 24 Miliar
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19