KLHK: Indeks Kualitas Udara Kota Jakarta Tidak Buruk
“Di dunia ini, tidak ada satu kota metropolitan pun yang memiliki indeks kualitas udara tahunan mencapai 10 g/m3 dengan PM 2,5 sesuai standar WHO tersebut,” ujar Karliansyah.
Sementara itu, stasiun pemantau kualitas udara ambien yang dimiliki KLHK menggunakan parameter yang lebih lengkap yaitu PM 10, PM 2,5, CO, O3, NO2, HC dan SO2.
Variabel metrological yang digunakan pun terhitung lengkap seperti kecepatan dan arah angin, radiasi solar, temperatur udara, tekanan udara, curah hujan, serta kelembapan udara.
“Jadi, Air Quality Management System (AQMS) yang dimiliki KLHK menggunakan metode pengukuran yang lebih komplek dan real time,” jelas Karliansyah.
Berdasarkan data KLHK, kualitas udara kota Jakarta berdasarkan indeks PM 2,5 selama tahun 2018 antara lain terdapat 34 hari dengan kondisi udara baik (warna hijau), 122 hari dengan kondisi udara sedang (warna biru), dan 196 hari sisanya berada dalam kondisi tidak sehat (warna kuning).
Tidak ada satu hari pun pada tahun 2018 kota Jakarta memiliki kondisi udara sangat tidak sehat (warna merah).
Pada tahun 2019 selama periode Januari-Februari, kondisi udara Jakarta justru menunjukkan kualitas udara yang semakin membaik dibanding tahun 2018.
Terdapat 10 hari dengan kondisi udara baik (hijau), 38 hari dengan kondisi udara sedang (biru), dan hanya 11 hari dengan kondisi udara tidak sehat (kuning).
KLHK sudah memiliki jaringan pemantau kualitas udara yang terus diupdate secara real time dan kontinyu di 14 kota.
- Buka Festival Pengendalian Lingkungan 2024, Menteri Siti Singgung Penggabungan 2 Kementerian
- KLHK Gelar Panggung Kolaborasi Rimbawan, Begini Pesan Menteri Siti
- Menteri LHK: Indonesia Jadi Contoh Internasional dalam REDD+ dan RBP Emisi Karbon
- Antisipasi Karhutla, Menteri Siti: KLHK Lakukan 3 Langkah Strategis Termasuk Pemanfaatan TMC
- Menteri LHK dan Presiden IUCN Gelar Pertemuan Bilateral, Nih Agendanya
- KLHK dan PMI Menjalin Kerja Sama, Begini Komentar Menteri Siti dan Pak JK