Kondom dan Kontroversinya

 Kondom dan Kontroversinya
Dahlan Iskan.

Penemu kondom setipis 0,01mm itu adalah peneliti di perusahaan tersebut. Nama sebenarnya Chiyaki Yamanaki. Tapi tenggelam oleh nama populernya: Mr. Kondom.

Konsumsi kondom di Jepang memang mencapai 400 juta setahun (2016). Tiga kali lipat dari Indonesia. Dan Sagami hanya nomor 4 terbesar di dunia.

Raja kondom masih dipegang Inggris: Durex. Memang Inggrislah negara pertama pembuat kondom.

Penemunya adalah Charles Goodyear. Tapi sejak abad 14, ketika wabah sipilis merajalela untuk yang pertama, barang sejenis kondom sudah mulai dipakai. Namanya condons. Atau disebut juga condam. Atau quandam. Diambil dari bunyi cuanto dalam bahasa Italia. Artinya: sarung.

Sebagai perintis kondom pantas kalau produksi Inggris ini, Durex menjadi rajanya. Lalu kondom Amerika: Trojan. Nomor empat baru diduduki Sagami setelah pesaing lokalnya: Ogamoto.

Apakah nama bahan baru yang begitu lentur dan kuat itu? Ternyata: polyisoprene. Bahan baru turunan dari oleo chemical.

Bahan kondom dari karet sudah lama sekali ditinggalkan. Itu teknologi tahun 1855! Tidak bisa bersaing lagi. Apalagi bisa membuat orang yang alergi karet bermasalah.

Ilmu bahan memang akan terus menjadi primadona di masa depan. Ilmuwan akan terus mencari kombinasi campuran antar material untuk menjadi: seringan mungkin, sekuat mungkin, selentur mungkin, sekaku mungkin, sekecil mungkin, setipis mungkin.

Jepang sudah berhasil memproduksi kondom paling tipis di dunia. Hanya 0,01 mm yang akan dibagikan gratis sebagai promosi di arena Olympiade Tokyo 2020. Wow!

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News