Korban Penipuan Warga Indonesia di Australia Berharap Hukuman yang Lebih Berat

Dua setengah tahun kemudian, wanita berusia 29 tahun yang bernama asli Prima Putri Ratnasari itu kembali ke Australia.
Dan pada akhir Juli dia ditangkap dan didakwa dengan lima tuduhan memperoleh keuntungan finansial secara tidak jujur ??melalui penipuan.
Warga negara Indonesia itu mengaku bersalah, dan minggu lalu dijatuhi hukuman 18 Perintah Koreksi Masyarakat (Community Correction Order atau CCO).
Hakim, Justin Peach, juga memerintahkan perempuan itu untuk membayar kompensasi kepada korban penipuan tas mewahnya.
Lian O'Grady mengatakan kepada ABC bahwa ia khawatir kegiatan penipuan itu akan terus berlanjut.
"Jika Anda dijatuhi hukuman kerja sosial, Anda harus bekerja lebih dari 18 bulan," katanya.
"Karena yang Anda lakukan hanyalah menjalani hidup dan selama Anda tidak menipu seseorang, Anda akan bebas melakukannya lagi setelah 18 bulan."
Ketika dihubungi oleh ABC, Departemen Dalam Negeri Australia menolak untuk membahas implikasi dari putusan pengadilan tentang visa Australia Putry, dengan mengatakan bahwa departemen itu tidak mengomentari kasus-kasus individual.
Warga Indonesia yang dikenal dengan nama Putry Thornhill memang telah dijatuhi hukuman 18 bulan penjara atas kasus penipuan tas desainer mewah
- Nasabah WanaArtha Life Meminta Keadilan dan Berharap Uang Investasi Kembali
- Masyarakat Diminta Waspada Penipuan Pinjol Berkedok PNM Mekaar
- Penipuan Berkedok Koperasi di Magetan, Korban Rugi Miliaran Rupiah
- Modus Arisan dan Investasi, IRT di Purwakarta Tipu 580 Orang hingga Rp1 Miliar
- Mbak Eno Si Dukun Palsu Kantongi Uang Miliaran, Modusnya Tak Biasa
- Komplotan Diduga Komunitas LGBT Beraksi di Pekanbaru, Jerat Korban Lewat Aplikasi Kencan