KPK Dalami Pembelian Teknologi di BUMN

"Kalau diteliti, cara pembelian di Garuda, hampir sama dengan yang di BUMN. Hanya beda barang saja," ungkapnya.
Namun lanjut Deni, yang harus diinvestigasi, sejauh mana kapasitas satelitnya bisa digunakan untuk menopang bisnis perusahaan pelat merah ini?
“Apa benar menguntungkan perusahaan? Berapa untungnya dari beli satelit itu? Semuanya kan harus diinvestigasi," lanjut Deni.
Keanehan lain, Deni memaparkan rencana Bank Mandiri berinvestasi di sektor IT untuk mendukung e-money sampai Desember 2016, senilai 11 juta dolar.
"Lima tahun belakangan, Bank Mandiri banyak sekali membeli barang-barang berteknologi untuk memperkuat sistem pembayaran. Nilainnya sampai puluhan bahkan ratusan juta dolar AS. Apa sudah sesuai spek dan bermanfaat? Di situ ranah KPK untuk bergerak,” paparnya.
Masih menurut Deni, berdasarkan kajian CBC, investasi teknologi yang dilakukan bank-bank pelat merah (BUMN), acapkali harganya lebih mahal ketimbang bank-bank swasta. Hal ini bisa menjadi pintu masuk bagi KPK untuk menelusuri ada-tidaknya korupsi.
"Saya kira, sudah waktunya KPK membongkar korupsi di bank-bank BUMN," pungkasnya.(*/jpnn)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mendalami terkait dugaan penyimpangan dalam pembelian barang-barang teknologi di Badan Usaha Milik Negara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- MDI Ventures lewat Amvesindo Ambil Peran dalam Peluncuran Maturation Map
- Rayakan 124 Tahun Pegadaian, SP Pegadaian Ikuti Arahan Presiden Prabowo
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Kementerian BUMN Dorong Penguatan Komunikasi Digital Berbasis AI dan Praktik Lapangan
- Selamat, Direktur Pegadaian Raih Penghargaan Women’s Inspiration Awards 2025
- Melalui Optimasi AI, BNI Perkuat Komunikasi Digital BUMN