Kuadriliun

Dhimam Abror Djuraid

Kuadriliun
Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN

Munculnya mafia bisnis berinisial M dalam sistem pertahanan nasional itu dianggap justru makin memperburuk persoalan terkait pengadaan alat utama sistem pertahanan. Sayangnya, Connie tak menerangkan lebih detail mengenai siapa sosok Mr. M itu.

Kemenhan pun meminta Connie membuka identitas mafia itu. Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa seharusnya Connie membuka saja nama mafia itu, karena Prabowo pasti akan berterima kasih kalau nama itu diungkap dan dilaporkan ke KPK atau kepada polisi.

Connie tidak sekadar mengungkap sosok mafia Mr. M, tetapi juga menceritakan sisi gelap perdagangan senjata di lingkungan TNI yang disebutnya sebagai industri pertahanan bayangan.

Seorang jenderal di lingkungan Kemenhan, sebut Connie, menjadi operator industri pertahanan bayangan itu.

Dahnil Anzar menantang Connie membuka identitas jenderal penguasa industri pertahanan bayangan itu kepada publik.

Permainan deal dalam pengadaan alutsista antara mafia dan angkatan TNI ini pernah diungkap juga sebelumnya oleh mantan KSAD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo.

Dalam buku berjudul "Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan" (2014), dia menceritakan praktik haram yang sudah berlangsung lama di tubuh TNI, yaitu mengadakan alutsista dengan melibatkan deal-deal dengan pihak ketiga atau agen.

Edhie menjelaskan bahwa saat itu TNI AD akan membeli alat bidik (teropong) untuk senapan serbu SS-2. Teropong itu akan didatangkan dari luar negeri karena Pindad belum memproduksinya.

Seorang jenderal di lingkungan Kemenhan, sebut Connie, menjadi operator industri pertahanan bayangan itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News