Kurdi Irak Gelar Referendum, Iran dan AS Khawatir

Kurdi Irak Gelar Referendum, Iran dan AS Khawatir
Beberapa perempuan anggota Peshmerga usai mencoblos di Irbil. Foto: AFP

”Voting referendum ini bisa berdampak luas bagi seluruh masyarakat Irak, terutama kaum Kurdi sendiri,” kata Ghasemi.

Namun, sebenarnya alasan terkuat Iran menutup perbatasannya dengan Irak adalah khawatir jika kaum Kurdi di negaranya terinspirasi dan menuntut untuk ikut melangsungkan referendum.

Sebelum menutup perbatasannya dengan Irak, Iran menutup zona udaranya. Kebijakan yang sama diterapkan Turki.

Sejak Minggu (24/9), Turki menutup zona udaranya untuk seluruh penerbangan ke dan dari Irak. Dua negara tetangga Irak itu berusaha meminimalkan dampak yang mungkin timbul dari referendum Kurdi.

Sejak mendengar rencana Iraqi Kurdish Regional Government (KRG) menghelat referendum kemerdekaan, Amerika Serikat (AS) aktif membujuk otoritas tersebut untuk mengurungkan rencana mereka.

Washington khawatir referendum itu akan menyulut pertikaian antara pemerintah Irak di Baghdad dan Irbil. Selama ini KRG menjalankan otoritasnya dari Kota Irbil.

Jika Baghdad dan Irbil sampai berkonflik, AS khawatir perang antiteror yang sudah berhasil membungkam ISIS di Irak bakal berantakan.

Selain itu, AS dan Irak khawatir jika kubu yes menang, KRG akan menguasai cadangan minyak bumi Irak yang terletak di wilayah Kurdi tersebut. (AP/Reuters/theindependent/hep/c7/any)


Berdirinya negara Kurdi diyakini akan berdampak buruk


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News