Kusni Kasdut, Hikayat Bandit Revolusioner

Kusni Kasdut, Hikayat Bandit Revolusioner
Tanda tangan Kusni Kasdut. Foto: Istimewa.

Sebuah cerpen sejarah karya Wenri Wanhar*
=======

LP Kalisosok, 16 Februari 1980

Dua belas penembak jitu ambil posisi. Dari dua belas bedil, hanya satu yang berpeluru. Memang begitu. Agar tak ada yang merasa bersalah. Maklum, siapa pula yang tak risau mencabut nyawa manusia. Bukankah manusia tak berhak menghakimi nawaitu manusia lainnya…

Dua belas penembak jitu ambil posisi. Bersiap di posisi masing-masing. Bedil disandang membidik sasaran. Target seorang anak manusia yang dikenal bernama Kusni Kasdut.    

kusadari hidupku hanya menunggu/suara 12 senapan dalam satu letupan/satu aba-aba pada satu sasaran/yaitu ajalku--puisi Haru-Biru, karya Kusni Kasdut.

Sembilan belas tahun sebelumnya...

31 Mei 1961. “Ayok bergerak! Sesuai rencana…” tandas seorang laki-laki seraya berlalu. Kaki kirinya agak pincang. Namun langkahnya mantap.

Ajakan itu tak berbalas sahutan. Ini memang kumpulan orang-orang yang tak banyak bicara. Sedikit bicara banyak bekerja! Kelebatan-kelebatan bayangan manusia bergerak kian kemari, melaksanakan rencana yang telah tersusun rapi.

Sebuah cerpen sejarah karya Wenri Wanhar* ======= LP Kalisosok, 16 Februari 1980 Dua belas penembak jitu ambil posisi. Dari dua belas bedil, hanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News