Labuan Bajo dan Pribumi Malas

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Labuan Bajo dan Pribumi Malas
Bendera negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) serta Timor Leste dipasang di salah satu tempat kegiatan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di The Golo Mori Convention Center di Golo Moli, Labuan Bajo, Senin (8/5/2023). Foto: ANTARA/Shofi Ayudiana

Gerakan Dedolarasi juga mendapatkan momentum yang kuat dari kebangkitan ekonomi China yang diperkirakan akan mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai adidaya dunia dalam beberapa dekade ke depan.

Akankah Dedolarisasi menjadi akhir petualangan imperialisme Amerika?

Prof. Kishore Mahbubani meyakini pergeseran itu akan terjadi. Dalam studinya The New Asian Hemisphere (2008), Mahbubani menunjukkan banyak bukti pergeseran kekuatan Amerika ke Asia, terutama munculnya China sebagai mesin ekonomi baru.

KTT Labuan Bajo menjadi saksi sejarah penting bagi munculnya Asia sebagai poros kekuatan baru dunia. KTT Labuan Bajo sekaligus bisa menjadi bukti bahwa para pribumi di Indonesia dan Asia Tenggara bukan pemalas.(***)


Berita Selanjutnya:
Pajak dan Demokrasi

Negara-negara kolonial mengeruk kekayaan alam tanpa memberikan kesempatan kepada pribumi untuk mendapatkan pengetahuan.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News