Lagi, AS Tuduh RI 'Dumping' Kertas
Rabu, 30 September 2009 – 12:00 WIB

Lagi, AS Tuduh RI 'Dumping' Kertas
JAKARTA - Setelah melayangkan tuduhan dumping kepada Indonesia pada tahun 2007 lalu, kini Badan Perdagangan Internasional Amerika Serikat (United States International Trade Commission atau US-ITC), kembali melontarkan tuduhan dumping kepada beberapa perusahaan kertas Indonesia. Direktur Pengamanan Perdagangan Departemen Perdagangan RI (Depdag) Ernawati mengatakan, dua perusahaan kertas yang dituding US-ITC itu ialah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kima dan PT Pindo Deli Pulp & Paper milik Grup Sinarmas. "Beberapa hari yang lalu, pihak kami telah berupaya untuk memanggil kedua produsen kertas nasional tersebut. Namun, ini kan masih pembicaraan awal. Masih bersifat dugaan, karena data dan dokumen yang dikirimkan pihak AS hingga saat ini masih belum kami terima," jelasnya.
"Kedua perusahaan tersebut dituduh melakukan dumping dan counterfilling atau menerima subsidi negara, sehingga harga kertas dari dua perusahaan tersebut menjadi jauh lebih murah," terang Ernawati, di Jakarta, Rabu (30/9).
Baca Juga:
Ernawati menjelaskan, US-ITC mengajukan petisi tersebut setelah adanya pengaduan dari beberapa perusahaan kertas AS, yakni Appleton Coated LLC, New Page Corporation dan United Steel mengenai hal itu. Selain mengajukan tuduhan dumping terhadap Indonesia, perusahaan-perusahaan itu juga mengajukan tuduhan dumping pada produsen kertas Cina.
Baca Juga:
JAKARTA - Setelah melayangkan tuduhan dumping kepada Indonesia pada tahun 2007 lalu, kini Badan Perdagangan Internasional Amerika Serikat (United
BERITA TERKAIT
- Harga Emas Antam Hari Ini 6 Mei 2025 Melonjak, Cek Daftarnya
- Indonesia Investment Outlook 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
- Update Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini 5 Mei, Kompak Naik
- ICMI Travel dan Bank Mandiri Teken MoU Terkait Pembiayaan Umrah
- Ini Kawasan Hunian Premium Baru di Karawang dekat dengan RS Jantung dan Sarana Kereta Cepat
- 1 Mart Buka Gerai Ritel Perdana di Indonesia, Ada Rencana Ekspansi ke China