Langkah ini Dinilai Cara Revolusioner Presiden Jokowi Wujudkan Pemerataan Ekonomi

Pertama, soal pandemi COVID-19 yang harus menjadi prioritas saat ini.
Juri menjelaskan, bagaimana pun perencanaan jangka menengah dan jangka panjang tetap harus dilakukan agar saat pandemi mereda, Indonesia sudah bisa langsung lepas landas.
“Jangan sampai tidak ada persiapan atau bahkan kehilangan cita-cita sama sekali,” katanya.
Tantangan kedua, terkait anggaran, pemerintah harus tetap berhemat.
Namun, dia menekankan skema pembiayaan IKN tidak akan selalu bergantung pada anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN.
Bagian terbesarnya justru berasal dari Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (Public-Private Partnership) dan kontribusi atau investasi swasta.
"Perkiraan kasarnya, dari total dana sebesar Rp 466 triliun yang dibutuhkan, APBN hanya sekitar Rp 89,4 triliun, KPBU dan swasta Rp 253,4 triliun, sementara BUMN serta BUMD Rp 123,2 triliun," katanya.
Adapun terkait dukungan masyarakat, Juri meminta perlunya kesadaran bersama untuk mewujudkan cita-cita besar ini.
Juri menyebut langkah ini merupakan cara revolusioner Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan pemerataan ekonomi.
- DPR & MenPAN-RB Fokus Pemindahan ASN ke IKN, Honorer Kecewa
- Kemendagri Beber Alasan Penunjukan Balikpapan Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Otda 2025
- Gus Khozin Kritik Tugu Titik Nol IKN yang Viral di Medsos
- Konon, ASN yang Mau Pindah ke IKN Bakal Terima Tunjangan Khusus
- Ada Isu IKN Mangkrak, Rudy Mas'ud Diam-Diam Mengecek ke Lokasi
- Hadiri Acara Prapelepasliaran Orang Utan, Menhut: Jadi Ajang Evaluasi Kinerja