Lawan Narasi Jebakan, China Klaim Negara Pengutang Bakal Cuan pada 2030

Lawan Narasi Jebakan, China Klaim Negara Pengutang Bakal Cuan pada 2030
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian. Foto: ANTARA/HO-MOFA/mii

jpnn.com, BEIJING - China tidak mau dituduh menjebak negara lain dengan utang melalui proyek pembangunan Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) yang dicanangkan Presiden Xi Jinping sejak sembilan tahun yang lalu.

"Tidak ada mitra BRI yang menyetujui apa yang disebut dengan 'jebakan utang'," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Senin.

Menurut dia, BRI sebagai jebakan utang merupakan narasi yang keliru karena selama sembilan tahun berjalan, program tersebut menganut prinsip musyawarah, berkontribusi bersama, dan bermanfaat untuk masyarakat di negara-negara mitra.

Dengan mengutip perkiraan Bank Dunia, Zhao menjelaskan bahwa jika semua proyek infrastruktur transportasi BRI terealisasi, maka pada tahun 2030 BRI akan menghasilkan 1,6 triliun dolar AS atau sekitar 1,3 dari PDB global.

"Lebih dari 90 persen pendapatan akan masuk ke negara-negara mitra," ujarnya.

BRI, lanjut dia, juga akan berkontribusi pada pengentasan 7,6 juta jiwa dari kemiskinan ekstrem dan 32 juta jiwa dari kemiskinan sedang selama 2015-2030.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi G7 telah disepakati penambahan dana sebesar 600 miliar dolar AS untuk proyek-proyek infrastruktur di negara-negara berkembang sebagai upaya untuk menandingi proyek BRI.

"Terkait dengan inisiatif baru yang diusulkan G7, China selalu menyambut positif. Tapi inisiatif semacam itu tidak harus saling menjatuhkan," ujarnya.

Pemerintah China mulai gerah mendengar pihak asing menyebut Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) sebagai jebakan utang

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News