Lelap Meski Tidur Sebentar? Bisa jadi Anda Mengidap SSS

Lelap Meski Tidur Sebentar? Bisa jadi Anda Mengidap SSS
Ilustrasi Tidur. FOTO : pixabay

Ada dua penyebab seseorang mengalami SSS. Pertama, genetik. Bisa berkaitan keturunan (herediter) atau mutasi genetik. Misalnya, karena trauma lahir, polusi, terpapar radiasi waktu kecil, dan penyebab lain. Kedua, karena gaya hidup atau rutinitas.

SSS bukan gangguan tidur karena pasien tak merasakan ada dampak negatif. Berbeda dengan orang yang memang tidur pendek dengan kualitas tidurnya rendah. Kondisi begini dipicu hal-hal yang membuat orang tersebut mudah terjaga. Misalnya, pengidap diabetes yang harus sering bangun tidur karena kebelet pipis. ''Nggak bisa masuk ke fase tidur dalam karena sering bangun,'' terangnya.

Wardah mencontohkan kasus yang dialami pasien, sebut saja namanya Adi. Sejak kecil, Adi dibiasakan tidur pada pukul 21.00. Dia kerap terbangun pada pukul 02.00. Awalnya, dia menduga itulah gejala insomnia. Namun, setelah ditanya Wardah, Adi menyatakan bahwa tak ada masalah dan dirinya tetap merasa fresh saat bangun. ''Kuncinya, apakah terasa fresh saat bangun? Kalau iya, dia sangat mungkin SSS,'' paparnya.

SSS bisa mengganggu jika lingkungan sekitar tak mendukung. Misalnya dalam kasus Adi. Dia merasa aneh karena harus bangun saat orang-orang di rumahnya masih terlelap. Mencoba tidur lagi pun tak bisa. Wardah mengatasinya dengan terapi kognitif behavioral. ''Kalau mau bangun jam 5 seperti orang lain, bisa diatasi dengan tidur lebih malam. Misalnya, jam 11 malam (23.00),'' tuturnya.

Wardah sangat tak menyarankan konsumsi obat tidur. Sebab, obat tidur hanya akan membuat mengantuk, tetapi belum tentu membuat seseorang masuk fase tidur dalam. ''Padahal, yang kita butuhkan adalah kualitas tidur,'' ujarnya.

Long Sleeper Syndrome

Ada short sleeper syndrome, ada pula long sleeper syndrome. Bila dibandingkan dengan SSS, menurut Wardah, lebih banyak orang dengan long sleeper syndrome. Pengidapnya butuh waktu tidur 10-12 jam. ''Sama dengan SSS, ini tidak termasuk gangguan karena mereka merasa segar setelah bangun tidur selama itu,'' katanya. (adn/c14/nda)

---

Pada stadium kedua, detak jantung menurun. Tanda bahwa tubuh siap untuk tidur lebih dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News