Libatkan Ahli, KLHK Siapkan Riset Buktikan Isu Dioxin di Tahu dan Telur

Libatkan Ahli, KLHK Siapkan Riset Buktikan Isu Dioxin di Tahu dan Telur
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya. Foto: Dok. KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memberikan respons atas terbitnya kajian mengenai kandungan dioxin pada tahu dan telur ayam di Jawa Timur.

Kajian yang beredar di masyarakat itu menyebut  tahu dan telur terkontaminasi dioxin sebagai dampak dari penggunaan bahan bakar produksi berupa sampah plastik impor.

Menanggapi itu, Menteri LHK Siti Nurbaya menegaskan persoalan sampah dan limbah plastik impor selama ini telah mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo, karena berkaitan dengan kualitas hidup manusia Indonesia dari generasi ke generasi yang wajib dijaga.

Sampah impor plastik selama puluhan tahun telah masuk melalui celah impor bahan baku kertas dan scrap plastik untuk industri.

Upaya penyeludupan ini jelas melanggar UU Nomor 18 tahun 2008 dan UU Nomor 32 tahun 2009. Oleh karena itu KLHK bertindak tegas dengan mengembalikan atau re-ekspor sampah tersebut ke negara asal.

''Soal sampah yang diseludupkan bukan hanya soal melanggar UU, tapi juga mengancam generasi bangsa. Bapak Presiden sangat menaruh perhatian soal ini, beliau memikirkan lebih dari sekedar soal pelanggaran UU saja," kata Menteri Siti Nurbaya dalam pernyataannya pada media, Senin (25/11).

Tim dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK sudah diperintahkan Menteri Siti untuk terus meningkatkan pengawasan di lapangan.

Hasilnya, dari 2.194 kontainer yang masuk ke Indonesia, KLHK sudah kirim balik (re-ekspor) 883 kontainer ke negara asal. Selain itu dilakukan perbaikan regulasi, dan terus dilakukan pengawasan yang ketat.

KLHK kirim tim menyelidiki dan meneliti kandungan tahu dan telur yang diduga terkontaminasi dioxin sebagai dampak dari penggunaan bahan bakar produksi berupa sampah plastik impor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News