Logam Impor Lebih Murah, Industri Lokal Menjerit
Selasa, 28 Februari 2017 – 11:42 WIB

Ilustrasi. Foto: AFP
’’Kalau menaikkan harga produk lebih dari sepuluh persen, kami tidak bisa bersaing dengan produk impor,’’ katanya.
Samsul mengungkapkan bahwa saat ini harga produk impor sepuluh persen lebih murah.
Total kebutuhan pelat baja di sentra IKM Logam Ngingas pun mencapai 500 ton per bulan.
Di Sentra IKM Logam Ngingas terdapat 300 IKM.
Dari total jumlah IKM tersebut, sekitar 70 persen merupakan industri skala rumah tangga atau kecil dan menengah.
Sebanyak 15 persen adalah industri skala besar.
Sebanyak 30 persen produksi mereka berupa komponen otomotif untuk mobil dan sepeda motor.
Sisanya memproduksi logam untuk komponen alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, alat-alat listrik, maupun telekomunikasi.
Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang bergerak di bidang logam keteteran menghadapi gempuran komponen impor.
BERITA TERKAIT
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan
- Smelter Merah Putih PT Ceria Mulai Produksi Ferronickel
- ABM Investama Tunjukkan Resiliensi-Komitmen ESG di Tengah Tantangan Industri 2024
- Peringatan Hari Bumi 2025, PalmCo Atur Strategi untuk Percepat Net Zero Emisi