Mahasiswa Desak Pusat Lebih Perhatikan Aceh

Mahasiswa Desak Pusat Lebih Perhatikan Aceh
Mahasiswa Desak Pusat Lebih Perhatikan Aceh
JAKARTA - Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo didesak untuk mengambil langkah tegas menjaga kedamaian di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Pasalnya, lantaran kurangnya ketegasan dari pihak pemerintah pusat, proses tahapan Pilgub Aceh terus terusik oleh sejumlah aksi kekerasan oknum bersenjata yang tidak menghendaki Aceh damai.

“Kedamaian yang sudah terjaga enam tahun pasca-lahirnya MoU Helsinki kini terkoyak kembali pasca teror, peledakan granat, dan penembakan menjelang Pemilukada Aceh. Teror ini lahir akibat pemerintah tidak berani mengambil langkah tegas di Aceh,” tegas koordinator aksi Granat Aceh (Gabungan Resimen Mahasiswa dan Pemuda Anti-Teror di Aceh) Alfian Ramadhani kepada wartawan, Selasa (20/12).

Granat Aceh terdiri dari beberapa elemen mahasiwa yang sepakat mengawal pemilukada yang damai di bumi Serambi Mekah itu. Beberapa elemen mahasiswa yang tergabung di dalamnya adalah HMI, PMII, GMNI, dan BEM Se Indonesia.

Alfian yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) ini melanjutkan, kondisi di Aceh saat ini tidak lagi kondusif. Dia mencontohkan, pelemparan granat di Kota Banda Aceh dan penembakan di Kabupaten Aceh Utara yang dilakukan orang tidak dikenal menambah daftar panjang kasus teror dan menodai perdamaian Aceh.

JAKARTA - Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo didesak untuk mengambil langkah tegas menjaga kedamaian di Nanggroe Aceh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News