Makanan Sumbang 44 Persen Total Sampah di Indonesia

Makanan Sumbang 44 Persen Total Sampah di Indonesia
Ilustrasi - Petugas mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) meluncurkan Gotong Royong Atasi Susut & Limbah Pangan 2030 (GRASP) 2030.

Ini merupakan inisiatif mendorong para pemangku kepentingan berkolaborasi dalam menyusun solusi untuk mengurangi susut dan limbah pangan.

Pasalnya, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan sampah makanan menyumbang 44 persen dari total sampah di Indonesia.

Sementara itu, data Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan 1/3 dari jumlah makanan yang diproduksi di dunia hilang dalam proses atau menjadi sampah.

"GRASP 2030 adalah inisiatif berbasis voluntary agreement. Semua pihak bergabung secara sukarela untuk bertindak bersama karena urgensi isu food loss and waste. Ini merupakan wujud komitmen sektor swasta untuk mewujudkan rantai pangan yang lebih berkelanjutan di Indonesia," ujar Presiden IBCSD Shinta Kamdani dalam keterangannya, Jumat (10/9).

Untuk diketahui, PBB secara khusus telah menargetkan pengurangan sampah sebanyak 50 persen di 2030 dalam Sustainable Development Goals (SDG) 12.3.

Dalam kajian yang dilakukan BAPPENAS disebutkan bahwa masyarakat Indonesia menghasilkan sampah makanan berkisar 184 kilogram/tahun per kapita.

Menurut Shinta, GRASP 2030 tidak hanya akan menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi masalah sampah dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) mencatat 44 persen total sampah di Indonesia bersumber dari makanan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News