'Malaysia' Itu hanya Meniru Jaket dan Helm

'Malaysia' Itu hanya Meniru Jaket dan Helm
CEO Go-Jok Nadiem Makarim. FOTO: Yessy Artada/jpnn.com

Saya jadi pengusaha itu bukan saya yang mau. Tapi saya tidak betah kerja di perusahaan orang lain. Saya ingin menjadi entrepreneur.

Kenapa pilih ojek? Bukan mobil atau kendaraan lain?

Saya ini dulu bisa lima kali naek ojek. Karena sering lupa bawa ini itu atau apa, ya panggil ojek suruh minta anterin. (Ojek) udah lebih dari makan tiga kali sehari. Sehari saya bisa sampai lima kali memanggil ojek. Ojek lebih praktis menerobos kemacetan. Makanya sekarang saya jadi cinta ojek. Kami percaya bahwa ojek itu punya potensinya yang sangat besar.

Tantangan bisnis aplikasi itu seperti apa?

Kami ingin menunjukkan peluang Go-jek itu luar biasa dari aplikasi. Makanya saya sempat mengingatkan untuk temen-temen yang ingin terjun ke bisnis teknologi, tolong jangan bikin website, langsung lompat ke aplikasi saja. Itu produk masa depan karena masa depan kita adalah smartphone, ini akan jadi corong ke depan.

Setelah Go-Jek, ada Grab Bike. Apa tanggapannya? Nggak merasa tersaingi?

Kami sudah jelas jadi leader dibanding perusahaan dari Malaysia, Grab Bike. Malaysia itu hanya meniru kita dari jaket dan helm. Walaupun pendanaan besar, tapi kami adalah perusahaan anak bangsa. 

Belum pernah ada perusahaan luar yang menang lawan perusahaan lokal, yang benar-benar didukung masyarakat dan pemerintah. 

NAMA Nadiem Makarim belakangan melejit dan jadi buah bibir banyak orang. Lewat trobosan aplikasi yang ia cetuskan, pria lulusan Harvard University

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News