Malaysia Sebut Kampanye Anti-Sawit Uni Eropa Tak Menggambarkan Realita

Malaysia Sebut Kampanye Anti-Sawit Uni Eropa Tak Menggambarkan Realita
Buah kelapa sawit. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, PUTRAJAYA - Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi (KPPK) Malaysia Mohd Khairuddin Aman Razali menyebut kampanye anti-kelapa sawit oleh negara-negara Unie Eropa sebagai upaya mengaburkan realita.

Karena itu, dia berharap Indonesia merespons positif ajakan PM Malaysia Muhyiddin Yassin untuk mengukuhkan kerja sama dalam menentang diskriminasi terhadap minyak sawit.

"Perdana Menteri dalam sidang media bersama Presiden Indonesia telah menyampaikan kebimbangan kedua negara terhadap kampanye anti minyak sawit. Kampanye tersebut tidak berdasar dan tidak menggambarkan industri minyak sawit yang sebenarnya serta kelestarian alam sekitar yang tetap dipelihara," ujar Menteri Khairuddin di Putrajaya, Sabtu (6/2).

Dia mengatakan kampanye tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip perdagangan bebas yang digariskan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Sehubungan hal itu, Perdana Menteri juga telah mengatakan bahwa Malaysia telah menyampaikan tindakan undang-undang atas Uni Eropa melalui WTO pada 15 Januari 2021. Tindakan sama juga telah diambil oleh Indonesia atas Uni Eropa pada Desember 2019," katanya.

Malaysia akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk menentang diskriminasi terhadap minyak sawit baik secara bilateral maupun dengan melibatkan pihak-pihak lain.

Organisasi Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) telah didirikan bersama oleh Malaysia dan Indonesia pada 21 November 2015 untuk memperjuangkan isu-isu berkaitan industri sawit.

"Indonesia dan Malaysia yang masing-masing merupakan negara penghasil pertama dan kedua terbesar di dunia, juga senantiasa berusaha mencari kesepakatan dalam membangun dan memelihara industri sawit di kedua-dua negara," katanya.

Malaysia akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk menentang diskriminasi terhadap minyak sawit baik secara bilateral maupun multilateral

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News