Mana Bisa Ada Trump Dan Ing-wen

Mana Bisa Ada Trump Dan Ing-wen
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

Bahkan pemerintahnya mulai mengeluarkan keterangan menyejukkan: kemungkinan akan ada pengecualian. Terhadap barang-barang tertentu dari Tiongkok. Yang dikenakan bea masuk tinggi: 25 persen.

Bahkan perusahaan telkom Tiongkok, ZTE, sudah dibolehkan jalan lagi. Boleh mengimpor semikonduktor dari Amerika lagi. Meski dengan dalih malu-malu: untuk sementara.

Adakah semua itu pertanda-pertanda? Perang dagang segera berakhir? Tapi bagaimana mengakhirinya? Kan sudah terlanjur seru?

Bagi Tiongkok itu mudah: tinggal komando. Sistem pemerinrahannya top down.

Bagi Amerika mudah-mudah-sulit. Atau sulit-sulit-mudah.

Sulitnya: medianya tidak bisa dikontrol. Dan legislatifnya terbelah.

Mudahnya: Trump sudah biasa tempe-kedelai.

Dampak baiknya langsung terasa. Bursa saham Shanghai mulai berhenti meluncur turun. Mata uang Yuan sudah ragu-ragu untuk terus melemah.

Menyesalkah? Bahwa perang dagang antara Amerika dengan Tiongkok ini hanya akan merugikan keduanya? Dan merugikan negara lain?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News